Asteroid dengan Periode Orbit Tercepat Ditemukan Berkat Kamera 570 MP

By Utomo Priyambodo, Kamis, 14 Oktober 2021 | 11:00 WIB
2021 PH27, asteroid dengan periode orbit tercepat di Tata Surya kita. (CTIO/NOIRLab/NSF/AURA/J. da Silva (Spaceengine))

Nationalgeographic.co.id—Baru-baru ini para astronom menemukan asteroid dengan periode orbit terpendek dari semua asteroid yang diketahui di Tata Surya. Penemuan tersebut bisa terjadi berkat penggunaan Kamera Energi Gelap atau Dark Energy Camera (DECam) yang memiliki resolusi sebesar 570 megapiksel (MP) di Cile.

Asteroid tersebut memiliki orbit berdiameter sekitar 1 kilometer. Orbit ini membawa asteroid tersebut sedekat 20 juta kilometer dari Matahari setiap 113 hari. Asteroid ini dinamakan 2021 PH27. Wujudnya terungkap dalam gambar yang diperoleh lewat kamera 570 MP itu saat senja.

Asteroid tersebut memiliki jarak rata-rata (sumbu semi-mayor) terkecil dibanding asteroid mana pun yang diketahui di Tata Surya kita. Hanya planet Merkurius, objek lain di Tata Surya kita yang diketahui yang memiliki periode yang lebih pendek dan sumbu semi mayor yang lebih kecil.

Asteroid ini begitu dekat dengan medan gravitasi masif Matahari. Akibatnya, asteroid ini mengalami efek relativistik umum terbesar dari objek Tata Surya mana pun yang diketahui.

Asteroid ini ditemukan oleh Scott S. Sheppard dari Carnegie Institution of Science dalam data yang dikumpulkan oleh DECam yang dipasang pada Teleskop 4 meter Víctor M. Blanco di Cerro Tololo Inter-American Observatory (CTIO) di Cile. Gambar penemuan asteroid ini diambil oleh Ian Dell'antonio dan Shenming Fu dari Brown University dari langit senja pada 13 Agustus 2021.

Senja, tepat setelah matahari terbenam, ataupun sebelum matahari terbit adalah waktu-waktu terbaik untuk berburu asteroid yang berada di dalam orbit Bumi, yang bergerak ke arah dua planet terdalam, Merkurius dan Venus.

Menyusul penemuan 2021 PH27 pada 13 Agustus 2021, David Tholen dari University of Hawai'i mengukur posisi asteroid tersebut dan memperkirakan di mana ia dapat diamati pada malam berikutnya, sehingga pada 14 Agustus 2021, asteroid itu diamati sekali lagi oleh DECam, dan juga oleh jaringan Teleskop Magellan di Las Campanas Observatory di Cile.

Baca Juga: Tiongkok Akan Luncurkan Roket untuk Selamatkan Bumi dari 'Armageddon'

Kemudian, pada malam tanggal 15, Marco Micheli dari European Space Agency menggunakan jaringan teleskop sepanjang 1 hingga 2 meter di Las Cumbres Observatory untuk mengamatinya dari CTIO di Cile dan dari Afrika Selatan. Selain itu ada juga pengamatan lebih lanjut untuk melihat asteroid yang baru ditemukan itu dengan menggunakan DECam dan Magellan.

Pada prinsipnya, semua planet dan asteroid mengorbit Matahari dalam orbit elips (atau berbentuk oval), dengan sumbu elips terluas memiliki radius yang digambarkan sebagai sumbu semi-mayor. 2021 PH27 memiliki sumbu semi-mayor 70 juta kilometer. Asteroid ini memiliki periode orbit 113 hari pada orbit memanjang yang melintasi orbit Merkurius dan Venus. 2021 PH27 merupakan salah satu asteroid yang berada di dalam orbit Bumi.

"Memahami populasi asteroid di bagian dalam orbit Bumi adalah penting untuk menyelesaikan sensus asteroid di dekat Bumi, termasuk beberapa penabrak Bumi yang paling mungkin mendekati Bumi pada siang hari dan yang tidak dapat dengan mudah ditemukan di sebagian besar survei pengamatan di malam hari," ujar Scott S. Sheppard, seperti dikutip dari SciTechDaily.

Dia menambahkan, karena 2021 PH27 mendekati begitu dekat dengan Matahari, "... suhu permukaannya mencapai hampir 500 derajat Celsius pada pendekatan terdekat, cukup panas untuk melelehkan timah."

Baca Juga: Asteroid Kaya Logam Dekati Bumi, Ilmuwan Selidiki Potensi Penambangan