Serangan Kilat Jepang Menggulung Belanda di Kalijati

By , Minggu, 25 Januari 2015 | 13:00 WIB

Melihat perkembangan yang semakin mengkhawatirkan, Jenderal Ter Poorten pemimpin  Angkatan Perang Hindia Belanda dihadapkan pada situasi kritis. Akhirnya pada 7 Maret 1942 Letjen Ter Poorten dan Gubernur Tjarda mengutus Mayjen J.J Pesman, untuk menghubungi Komandan Tentara Jepang dalam upaya melakukan perundingan. Namun utusan Belanda ini ditolak mentah-mentah Panglima Imamura. Dia hanya mau berbicara dengan Panglima Tentara Belanda atau Gubenur Jenderal.

Pertemuan yang semula direncanakan di jalan Cagak Subang, akhirnya berlangsung di rumah dinas seorang perwira staf Sekolah Penerbang Hindia Belanda di Lanud Kalijati yang kini menjadi Museum Rumah Sejarah yang lokasinya berada di Komplek Garuda E-25 Lanud Suryadarma, Kalijati, Subang Jawa Barat.

Drama 10 Menit

Perundingan penyerahan kekuasaan dari kolonial Belanda kepada Jepang berlangsung amat singkat. Dalam transkrip perundingan Kalijati terungkap, Jenderal Immamura berbicara stright to the point kepada lawannya, “Apakah Gubernur Jenderal dan Panglima Tentara mempunyai wewenang untuk mengadakan perundingan ini?”

”Saya tidak memiliki wewenang bicara sebagai Panglima Tentara,” jawab Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh.