Seorang Petinggi Mesir Mengklaim Temukan Makam Alexander Agung

By Agnes Angelros Nevio, Rabu, 20 Oktober 2021 | 16:00 WIB
Alexander Agung Penakluk Dunia dari Makedonia. (History.com)

Penting untuk dicatat bahwa bukti yang diklaim Omran belum diverifikasi. Makam Alexander Agung dianggap sebagai salah satu "Cawan Suci" penemuan arkeologi dan dikatakan telah ditemukan beberapa kali di masa lalu, dan tidak pernah ada seorangpun yang benar-benar menemukannya.

Kita harus menunggu dan melihat apakah Siwa benar-benar tempat dimakamkannya pemimpin Yunani yang hebat itu, dan jika ya, itu akan menjadi hari penting dalam sejarah. Alexander Agung adalah salah satu tokoh paling agung dalam sejarah— dan keberadaan makamnya akan menarik perhatian sejarawan dan arkeolog di seluruh dunia.

Kisah Alexander Agung

Alexander III, "Basileus dari Makedonia", "Hegemon Liga Hellenic", "Shahanshah" dari Persia, "Firaun" Mesir dan "Lord of Asia" — lebih dikenal sebagai Alexander Agung — adalah salah satu tokoh paling penting dalam sejarah manusia.

Lahir di Pella, di Makedonia Tengah modern, utara Yunani, pada 356 SM, ia adalah putra dari Raja Philip II, sang Raja Makedonia dan istrinya, Olympias. Tetapi Alexander bukanlah pewaris tahta kerajaannya. Dia menjadi terkenal pada usia yang sangat dini karena kemampuan militer dan politiknya.

Baca Juga: Temuan Baru Patung Alexander Agung Ungkap Sejarah Kuno Kota Alexandria

Alexander Agung mengunjungi dasar laut dengan semacam lonceng selam. Kerumunan ikan mengelilinginya. Sebuah manuskrip yang diilustrasikan oleh Jehan de Grise. (DIGITAL BODLEIAN)

Alexander, yang namanya dalam bahasa Yunani (Alexandros) berarti "pembela manusia", tahu sebagai putra seorang raja bahwa takdirnya sudah tertulis, menempatkannya di garis depan sejarah.

Inilah sebabnya, ketika dia masih remaja, dia mulai dibimbing oleh salah satu orang Yunani yang paling disegani, raksasa filsafat dan sains, Aristoteles.

Karena pendidikannya mencakup filsafat, politik, etika, dan sains, Alexander jelas tidak dibesarkan untuk menjadi seorang pejuang saja, tetapi seorang pemimpin yang bijaksana bagi manusia dan masyarakat.

Nasib mendiktekan bahwa, setelah pembunuhan ayahnya ketika Alexander baru berusia dua puluh tahun, dia tidak hanya akan mengambil alih Kerajaan Makedonia tetapi juga jabatan jenderal Liga perang Yunani.

Beberapa tahun sebelumnya, ayahnya Philip II dari Makedonia telah berhasil menyatukan sebagian besar Negara-kota Yunani, mendesak mereka untuk mengatasi ancaman Persia sebagai front yang bersatu dan kokoh. Alexander tanpa rasa takut mengambil tanggung jawab besar ini setelah kematian ayahnya, dan memulai perjalanan besar Hellenes ke Timur.

Baca Juga: Temuan Alat Selam Diving Bell oleh Aristoteles untuk Alexander Agung