Udang Mantis Mulai Berlatih Tinju Sejak Usianya Sembilan Hari

By Fikri Muhammad, Sabtu, 23 Oktober 2021 | 11:00 WIB
Pada usia 9 hari, larva udang mantis (Gonodactylaceus falcatus) ini mampu melakukan pukulan ultracepat. (JACOB HARRISON)

Nationalgeographic.co.id - Pukulan tercepat di kerajaan hewan mungkin milik udang mantis dan mungkin mereka mulai melepaskan serangan itu seminggu setelah menetas, ketika baru saja mulai berburu mangsa.

Para peneliti, untuk pertama kalinya melihat mekanisme senjata mereka yang sedang bergerak melalui eksoskeleton transparan dari udang mantis muda. Mereka melaporkan secara daring pada 29 April di Journal of Experimental Biology. Temuan ini membuat para ilmuwan mengetahui detail tersembunyi tentang cara kerja persenjataan cepat ini.

Sepasang lengan khusus udang mantis mampu meledak dengan akselerasi peluru untuk menyerang dengan kecepatan hingga 110 kilometer per jam. Sebelumnya, para ilmuwan menyimpulkan senjata ini bertindak seperti busur silang. Saat kait menahan setiap lengan di tempatnya, otot-otot di dalam lengan berkontraksi, menyimpan energi di dalam engsel lengan. Ketika krustasea melepaskan kait ini, semua energi ini keluar sekaligus 

Tapi para peneliti belum tahu, pada usia berapa udang mantis pertama kali mulai meluncurkan serangan pegas itu.

Simulasi komputer memperkirakan bahwa persenjataan itu mungkin mampu melakukan akselerasi yang lebih besar dengan ukuran yang lebih kecil. Tandanya, bahwa udang mantis muda lebih cepat serangannya daripada yang dewasa, kata Jacob Harrison, ahli biologi kelautan di Duke University.

Baca Juga: Spesies Krustasea 'Raksasa' Pemakan Bangkai Ditemukan di Laut Dalam

Untuk memecahkan misteri itu, Harrison rekan-rekannya mengumpulkan sejumlah makhluk miskroskopis dari dermaga kapal di Oahu, Hawaii. Mereka juga menyaring larva udang mantis filipina (Gonodactylaceus falcatus). Kemudian mereka menempelkan larva ke tusuk gigi untuk mereka pukulan dalam video berkecepatan tinggi. Para peneliti juga menangkap telur dari spesies dan memelihara tukik selama 28 hari untuk melihat bagaimana anatomi persenjataan mereka berkembang dari waktu ke waktu. 

Segera setelah sembilan hari menetas, larva mulai menyerang dengan cepat. Pukulan mereka terbang dengan kecepatan sekitar 1,4 kilometer perjam. Kecepatan pukulan mereka sebanding dengan udang dewasa, menginat lengan kecil mereka sekitar 100 kali lebih pendek, kata Harrison. Lebih penting lagi, kecepatan berenang krustasea dan ikan mencapai 10 kali lebih besar dari larva, dan lebih dari 150 kali kecepatan berenang udang air asin muda yang diberi makan oleh para peneliti. Senjata-senjata ini muncul ketika larva udang mantis pertama kali mulai memakan mangsa hidup, setelah menguras kantung kuning telur yang mereka bawa sejak lahir.

"Larva udang mantis mampu bergerak sangat cepat untuk sesuatu yang sangat kecil," tutur Harrison di Science News. "Sulit bagi benda-benda kecil untuk bergerak cepat—otot dan tubuh mereka sangat kecil, tidak ada waktu atau ruang untuk meningkatkan kecepatan."

Bagian bawah dari lengan serangan cepat yang terbuka (foto) dari larva udang mantis (Gonodactylaceus falcatus) berusia 22 hari berputar ke depan selama serangan. (JACOB HARRISON)

Udang mantis mungkin membutuhkan anggota tubuh yang cepat ini ketika mereka masih muda "karena air tempat mereka tinggal," kata Harrison. Air terasa lebih kental untuk mahluk kecil daripada yang lebih besar, jadi bergerak melewatinya bisa menjadi tantangan bagi larva mikroskopis.

Bertentangan dengan apa yang diharapkan para peneliti, larva tidak lebih cepat dari orang dewasa. Misalnya, selama pukulan, larva memutar lengan mereka dengan kecepatan sepertiga hingga setengah dari udang mantis merak dewasa. Temuan ini menunjukkan mungkin ada beberapa kendala pada senjata ini pada ukuran miksroskopis yang dapat ditemukan oleh penelitian lebih lanjut, ucap Harisson. 

Sebagai alternatif, larva mungkin tidak membutuhkan senjata lebih cepat dari orang dewasa. "Mereka hanya membutuhkan panah yang berfungsi, dan tidak membutuhkannya untuk menjadi mahluk super kuat yang gila ini," kata ahli saraf invertebrata, Kate Feller, di Union College yang tak ikut dalam penelitian. 

Baca Juga: Ratusan 'Udang Dinosaurus' Bermata Tiga Muncul Setelah Hujan Lebat

Bagi Harrison, bagian paling menakjubkan dari pekerjaan ini ialah bagaimana ia dan rekannya bisa mengintip ke dalam tubuh larva seperti kaca untuk melihat otot-otot yang berperilaku selama pukulan, sesuatu yang sebelumnya hanya dibayangkan dari pembedahan dan pindai CT. 

"Fakta bahwa larva ini transparan adalah peluang besar untuk menjawab pertanyaan seperti cara kerja gerendel," kata Feller. "Itu sangat menarik."