Dihantam Badai Salju, Pendaki Senior Mapala UI Urung Gapai Chulu West

By , Kamis, 16 Oktober 2014 | 08:44 WIB

Tujuh pendaki senior dari kelompok Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) terjebak badai salju dan gagal mencapai puncak Chulu West di ketinggian 6.419 mdpl.

Demikian dilaporkan pemimpin pendakian, Agus Radjani Panjaitan, dari Churi Ledar di ketinggian 4.200 mdpl.

Sebelumnya, Jumat (3/10), tujuh pendaki senior Mapala UI dan dua pendaki lainnya yang juga dari Indonesia bersiap mendaki Chulu West.

Perjalanan diawali dengan menjelajahi Annapurna Circuit atau mengelilingi Gunung Annapurna, kawasan Pegunungan Himalaya.

Radjani atau Djani melaporkan, pada Sabtu (11/10) lalu, tim sudah tiba di basecamp Thorung La di ketinggian 4.800 mdpl. Selanjutnya, Minggu (12/10), tim melakukan aklimatisasi selama sehari penuh. Hal itu dilakukan karena esoknya tim bersiap melanjutkan perjalanan hingga ke high camp di ketinggian 5.300 untuk selanjutnya menuntaskan pendakian hingga puncak (summit attack) Chulu West.

"Kami bersembilan sampai di high camp dan bersiap ke puncak,tapi terpaksa harus turun lagi ke basecamp. Hanya tujuh dari kami yang bersiap summit attack, dua lagi tidak bisa melanjutkan pendakian," ujar Djani.

Namun, rencana pendakian ke puncak Chulu West tersebut kandas. Djani menuturkan, pada Minggu pukul 23.00 waktu setempat, tim dihadang hujan salju lebat. Badai salju mengepung.

"Fix rope (tali tetap) sudah dipasang sampai Camp I yang kami jadikan tempat transit seandainya ada kejadian darurat menimpa. Tapi, memang, hujan salju benar-benar hebat. Hujan terus turun sampai pagi, tebalnya satu meter," ujarnya.

Djani melanjutkan, tim akhirnya sepakat untuk turun dalam kondisi hujan salju yang lebat. Hal tersebut dilakukan demi menghindari kondisi lebih parah dan risiko yang tak diinginkan.

"Dari high camp kami terus turun sampai kembali ke Ledar. Lama perjalanan kami tempuh tujuh jam dalam kondisi dihajar salju lebat terus-menerus. Tapi, ini lebih baik daripada terjebak salju atau avalanche di atas sana," kata Djani.

Terjebak salju

Saat berita ini diturunkan, tim pendakian masih berada di Churi Ledar. Badai salju masih mengepung kawasan tersebut dan menimbun semua rute perjalanan turun. Risiko paling mengkhawatirkan adalah terjangan avalanche atau longsoran salju.

"Semua jalan tertutup salju. Menurut para porter, kejadian di musim pendakian pada Oktober ini sangat jarang terjadi. Bahkan, dua porter kami terkena hipotermia dan nyaris 'lewat'. Satu pendaki Jerman bahkan ada yang tewas, tetapi sudah dievakuasi," kata Djani.