Cara Lain Nikmati Kebudayaan dan Keindahan Alam

By , Minggu, 19 Oktober 2014 | 09:30 WIB

Riding experience antara National Geographic Indonesia bersama otomotifnet.com dan motorplus-online.com menuju Teluk Kiluan hampir terselesaikan.

Sekadar mengingatkan bahwa saya beserta rekan dari otomotifnet.com dan motorplus-online.com menunggangi motor sport Yamaha V-Ixion, YZF-R15 dan YZF-R25 menuju Teluk Kiluan.

(Baca: Sepenggal Kisah Menuju Indahnya Teluk Kiluan)

Setelah menempuh ratusan kilometer dari Ibukota menuju Lampung, rasa lelah tak dapat kami pungkiri. Jelang pagi kami baru berkesempatan merebahkan tubuh di Hotel Pop Tanjung Karang.

Beberapa jam kami melepas kantuk dan lelah. Tak terasa matahari sudah memancarkan sinarnya, tanda saya harus kembali berkemas. Selain mempersiapkan kondisi tubuh agar tetap fit, kondisi motor menjadi faktor yang tak boleh dilupakan.

Guna mengecek motor, kami mampir ke Yamaha Airshop Lautan Teduh. Di sana seluruh kondisi motor kami dicek satu persatu, mengingat ratusan kilometer telah dilalui.

Jelang makan siang perjalanan kami lanjutkan menuju Teluk Kiluan. Pemberhentian pertama kami berhenti di tujuan wisata favorit Lampung, Pantai Klara—kependekan dari Kelapa Rapat.

Usut punya usut, saya mengerti mengapa pantai indah itu diberi nama Kepala Rapat. Saya temui jejeran pohon kelapa berdekatan sehingga membentuk kanopi membuat pesisir pantai begitu teduh.

Mungkin kami termasuk beruntung dapat berkunjung ke Pantai Klara waktu itu. Saat itu Pantai Klara sepi pengunjung—mungkin bukan waktu liburan—membuat kami merasa seperti pemilik pantai nan indah ini.

Seperti bersepeda, menaiki motor mempunyai esensi sama untuk melihat kebudayaan masyarakat sekitar.

Sayangnya kami sedikit terkendala menikmati pesona Pantai Klara, maklum fasilitasnya masih minim. Kami hanya menemui warung penjaja minuman dan makanan ringan, tak ada panganan berat tersedia.

Ada satu hal yang menyita perhatian kami. Di beberapa sudut pantai terdapat pondok-pondok, ada motornya namun tidak ada orangnya. Ah, mungkin pengendara motor itu sedang beristirahat di dalam pondok.

Kami pun mengalihkan perhatian pada keindahan terumbu karang di Pantai Klara. Menurut saya pengeloaan pantai cukup terwawat, sudah ada pengelola, dan penanaman mangrove.

Sayangnya kondisi terumbu karangnya kurang baik. Keadaan terumbu karangnya mirip di Pulau Tidung dan Pulau Pramuka yang sudah tidak berwarna atau bleaching. Saya menduga masih banyak nelayan sekitar Pantai Klara menggunakan potassium.