Jelang Tiga Dekade Kiprah Projek Konservasi di Gunung Salju Himalaya

By , Kamis, 13 November 2014 | 14:19 WIB

Alam indah dikawinkan dengan kenyamanan menjadikan Sirkuit Annapurna—rute yang disambangi  ribuan pewisata alam. Mereka mengapresiasi kemegahan gunung salju Himalaya, ragam budaya, dan keanekaragaman hayati.

Kelelahan karena trekking, mendaki jalan setapak, dibasuh pilihan pangan Barat, Timur dan lokal seperti Momo, kulit pangsit isi sayur atau daging, atau Dal Bath, nasi campur. Juga dipulihkan melalui kamar kayu, berjendela pemandangan gunung dan selimut tebal penangkal suhu beku.

Sirkuit Annapurna memiliki acuan bagi kenyamanan trekking. Ketika standarisasi diterapkan, hampir tiga dekade lalu, sirkuit ini sudah melayani trekker, begitu pelaku trekking disebut. Tahun 1986, Nepal Trust for Nature Conservation, badan yang menangani lingkungan hidup, menginisiasi Annapurna Conservation Area Project (ACAP).

ACAP memiliki tiga prinsip dasar yang bersifat grassroot. Memaksimalkan partisipasi masyarakat, kesinambungan atau sustainability, dan sebagai katalis atau fasilitator agar masyarakat tercakup dalam seluruh aspek kelestarian serta pembangunan.

Program ACAP sebagaimana diakui pemerintah Nepal, adalah mengembangkan pariwisata di kawasan Annapurna.

Memang ACAP mirip pemerintahan. Kawasan Annapurna, bukan sekadar 230 kilometer jalur trekking saja tetapi luasnya mencapai 7.629 kilometer persegi. Mencakup lima distrik, dengan 55 desa. Sirkuit Annapurna juga multi-iklim, dari tropis pada ketinggian 600 meter hingga cuaca kutub di ketinggian 5.416meter.

Secara kebumian Sirkuit Annapurna terbagi dua. Di timur Daerah Aliran Sungai (DAS) Marsyangdhi dengan DAS Kali Gandaki di barat. Kedua DAS, dipisah punggungan dengan celah Thorong, memiliki ciri yang serupa. Di bagian bawah sampai ketinggian 3.000 meter vegetasi mulai dari tropik berubah ke alpine dengan tanaman pinus.

Lebih tinggi lagi mulai meranggas dengan vegetasi semak dan lumut, di mana pohon menghilang. Di bagian atas DAS Kali Gandaki merupakan daerah bayangan hujan, sehingga sangat kering.

Kali Gandaki membentuk lembah sungai terdalam membelah dua kawasan yang mencapai 8.000 meter, Annapurna (8.091mdpl) dan Dhaulagiri (8.167mdpl). Ini merupakan bukti bahwa aliran sungai lebih dahulu dari terbentuknya pegunungan Himalaya 55 juta tahun lalu.

Di bagian atas Kali Gandaki di daerah dataran gersang, kerap ditemukan fosil moluska penghuni laut purbakala Thetys. Di sepanjang Himalaya banyak sungai yang membelah pegunungan dari utara di Tibet dan China ke selatan, seperti Sungai Sutlej, Sungai Brahmaputra.

Selain keanekaragaman geomorfologi, penghuni hayati pun demikian. Mulai dari macan tutul salju atau Snow Leopard, hingga Sya’u, atau apel menjadi pohon buah paling tinggi baik di Marsyangdhi maupun di Kali Gandaki.

KEANEKARAGAMAN HAYATI SIRKUIT ANNAPURNA
JENIS JUMLAH
Amfibia  22 
Burung  474 
Bunga  1226 
Mamalia 102 
Reptilia  39

Budaya pun aneka ragam. Sepanjang sirkuit dihuni 11 subetnik dengan jumlah penduduk 2011 mencapai 122.000 jiwa. Di bagian bawah DAS Marsyangdhi di Distrik Lamjung tempat tinggal orang Gurung dan Magar yang beragama dominan Hindu.