Potret Jakarta: Dari Balik Argometer

By , Jumat, 5 Desember 2014 | 15:49 WIB

Keluar dari area stadion, ada seorang pria yang menghentikan taxi-ku, ingin diantar ke Hotel Sultan. Saat memasuki area hotel, taxi diperiksa dengan sangat ketat dan detail, mulai bagian mobil hingga bagasi. Mungkin selain alasan standar prosedural, isu kejahatan pemboman masih menghantui keamanan di negeri ini.

Setelah lembar demi lembar hingga akhirnya sampai halaman terakhir buku saya habiskan, makin meyakinkan saya bahwa seluruh pengalaman si supir taksi... inilah refleksi dari persoalan yang memang kita lalui, bahkan akrabi, sehari-hari. 

Seorang supir taksi melanglang kerasnya jalan-jalan Jakarta, mengamati-amati para penumpangnya yang notabene warga kota Jakarta.

Jadi, tak ada salahnya kita melihat dari sudut pandang mereka untuk mendapati gambaran lebih utuh atas realita Ibukota, yang terus berdenyut. Dan merekapara pengemudi taksi itu—yang menyaksikannya, adalah saksi dari balik argometer.

Saya membuktikannya!