Temuan Sains Terbaru: Dua Spesies Kadal Tanpa Kaki Mirip Ular

By Ricky Jenihansen, Selasa, 26 Oktober 2021 | 13:00 WIB
Anomalopus sp. (Paul Horner / Museum Australia Selatan)

Nationalgeographic.co.id—Sebuah publikasi ilmiah baru yang diterbitkan di Journal of Herpetology merinci temuan dua spesies baru kadal penggali tanpa kaki dan mirip ular. Publikasi tersebut bertepatan dengan National Reptile Awareness Day.

Tim peneliti dipimpin oleh peneliti kehormatan South Australian Museum, Dr. Mark Hutchinson bekerja sama dengan para peneliti Queensland Museum. Kadal penggali itu ditemukan di daerah terpencil di Queensland timur tengah.

Kadal penggali bertubuh kecil dan berbentuk ular tersebut merupakan reptil dari genus Anomalopus yang hidup di Queensland timur tengah, Australia timur. Anomalopus adalah genus kadal cacing, kadal penggali bersisik halus dalam famili Scincidae. Kurang dari 10 spesies Anomalopus yang diakui secara ilmiah, semuanya endemik di bagian timur Australia.

Dr. Mark Hutchinson yang memimpin penelitian mengatakan, yang membuat kadal tersebut menonjol dari yang lain adalah karena fitur aneh tulang ekstra di tengah tengahnya.

"Spesies ini sangat aneh karena memiliki tulang ekstra di telinga tengahnya. Kami tidak tahu pasti apa fungsinya, tetapi jelas ada hubungannya dengan pendengaran yang dimodifikasi dalam beberapa hal -mungkin terkait dengan fakta bahwa sementara ini kadal masih memiliki telinga tengah dan sedikit tulang penghantar suara, mereka telah kehilangan gendang telinganya dan dengan itu kemampuan mereka untuk mendengar suara frekuensi tinggi. Tulang ekstra kecil ini dapat meningkatkan transmisi suara frekuensi rendah," jelas Hutchinson seperti dikutip Sci-News.

Menurutnya, penting untuk menganalisis penampilan kadal tersebut. Dua spesies baru itu cukup langka dan hanya muncul di area terbatas dan benar-benar luput dari perhatian sampai sekarang.

"Tanpa kaki dan tubuh seperti ular telah berevolusi beberapa kali pada kadal, paling spektakuler pada ular itu sendiri, yang benar-benar merupakan kelompok kadal tanpa kaki yang sangat terspesialisasi. Dengan melihat kasus tanpa kaki yang independen, kita dapat melihat fitur umum dari faktor ekologis yang mendukungnya, dan perubahan anatomi dan perkembangan yang mewujudkannya. Setiap penemuan baru memungkinkan kita untuk menguji ide-ide yang telah diajukan, dan untuk menemukan liku-liku baru," Hutchinson melanjutkan penjelasannya.

Baca Juga: Tokek Ini Ditemukan Terjebak Dalam Ambar Selama Seratus Juta Tahun

Spesies baru kadal tanpa kaki ini memiliki tulang ekstra di telinga tengahnya. (Hutchinson et all)

Menurut peneliti, ukurannya yang sering kecil membuat karakter tengkorak sulit untuk dipelajari, dan koleksi spesies tersebut seringkali kecil dan tidak merata karena perilakunya yang samar. Salah satu genus tersebut, Anomalopus (Sphenomorphinae), saat ini mencakup tujuh spesies kadal berkaki pendek dan tidak berkaki yang terdapat di habitat tropis dan subtropis di Australia timur.

Penemuan populasi kadal tanpa kaki yang sebelumnya tidak dilaporkan yang ditetapkan untuk Anomalopus telah mendorong para peneliti untuk merevisi tentang morfologi dan sistematika genus tersebut. Peneliti melaporkan data urutan DNA baru dan data morfologi baru dengan menggunakan pemindaian tomografi komputer mikro sinar-X yang menguatkan data molekuler yang dimasukkan pada filogeni sphenomorphine.

Baca Juga: Taytalura alcoberi, Reptil Purba Mirip Kadal dari 231 Juta Tahun Silam

South Australian Museum (South Australian Museum)

Museum Queensland hanya memiliki tiga spesimen satu dan enam spesimen lainnya dalam koleksi herpetologinya. Pada pekerjaan ini, peneliti memanfaatkan banyak alat baru yang sekarang dapat digunakan para peneliti untuk membuat penemuan dalam keanekaragaman hayati.

Kelompok peneliti telah menggabungkan perbandingan molekuler, pemindaian mikro-CT kerangka dan studi tentang penampilan luar kedua kadal. Untuk mendapatkan gambaran luas tentang bagaimana mereka bervariasi dan untuk memodelkan sejarah evolusi mereka.

Para peneliti mengukur panjang totalnya dan diketahui panjangnya mencapai hingga 12 cm (4,7 inci). Kadal ini juga diketahui lebih menyukai habitat tropis dan subtropis.

"Dengan menggunakan teknologi ini, kita dapat menganalisis semua aspek yang berbeda dari spesies baru secara terintegrasi. Jumlah spesimen yang sangat sedikit merupakan indikator yang mengkhawatirkan bahwa mereka mungkin terbatas hanya pada beberapa tempat saja, itulah sebabnya penelitian ini sangat penting. Kita hanya bisa mulai melindungi mereka jika kita tahu mereka ada di sana," kata Hutchinson.

Baca Juga: Layaknya Astronaut, Kadal Ini Membuat Cadangan Oksigennya Sendiri