Kapal Itu Selamatkan Banyak Orang Ketika Tsunami Aceh

By , Kamis, 25 Desember 2014 | 14:35 WIB

"Pada awalnya kami berpikir kapal ini sengaja mau tolong kami, berhenti sebentar. Rupanya kapal menabrak atap dan menyangkut. Ketika itu gelombang datang lagi berkali-kali dan kapal hanya bergetar," ujar Mujiburizzal. 

Dalam kondisi lapar dan basah kuyup, warga mencari apa yang ada di atas kapal. Ada baju dan air galon di sana tapi ternyata airnya asin. 

"Air bergulung-gulung warna hitam. Orang hanyut minta tolong dan sebagainya tapi kita tidak mampu menolong." 

Saya menghadap ke laut, saya adzan; Allahu Akbar Allahu Akbar, Allahu Akbar Allahu Akbar," Mujiburrizal mengisahkan pengalamannya. 

"Sehabis adzan, saya lihat gelombang itu pecah." 

Di atas kapal, warga bertahan selama tujuh jam sampai air tsunami mulai surut dan mereka pun buru-buru meninggalkan desa mereka. 

Kapal nelayan itu kini menjadi salah satu situs tsunami di Aceh. Ratusan orang datang setiap hari untuk menyaksikan kapal yang sering disebut sebagian orang sebagai "Kapal Nabi Nuh". 

Keluarga ibu Abasiah sebagai pemilik rumah dan tanah telah berpindah ke lokasi lain setelah pemerintah daerah membeli rumah itu. 

Mujiburizzal kini menjadi Duta Museum Aceh di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Bersama keluarganya, ia tetap menempati rumahnya di samping situs tsunami.