Penemuan Arang Kuno Ungkap Antarktika Dulunya Pernah Terbakar Hebat

By Utomo Priyambodo, Kamis, 28 Oktober 2021 | 17:00 WIB
Wilayah Antarktika dulu tidak diselimuti es seperti ini. (goinyk/Getty Images/iStockphoto)

"Penemuan ini memperluas pengetahuan tentang terjadinya kebakaran vegetasi selama periode Kapur, menunjukkan bahwa episode seperti itu lebih umum daripada yang dibayangkan sebelumnya," kata ketua peneliti studi Flaviana Jorge de Lima, ahli paleobiologi di Federal University of Pernambuco di Recife, Brasil, seperti dikutip dari Live Science.

Temuan ini menandai bukti pertama dalam catatan kebakaran paleo di Pulau James Ross. Pulau ini adalah bagian dari Semenanjung Antarktika yang sekarang berada di wilayah Amerika Selatan.

Penemuan ini menambahkan bukti bahwa kebakaran spontan biasa terjadi di Antarktika selama zaman Kampanium, sekitar 84 juta hingga 72 juta tahun yang lalu. Pada tahun 2015, dalam sebuah studi terpisah, para peneliti mendokumentasikan bukti pertama yang diketahui tentang kebakaran hutan zaman dinosaurus di Antarktika Barat. Laporan studi tersebut terbit di jurnal Palaeogeography, Palaeoclimatology, Palaeoecology.

Baca Juga: Sebuah Pohon Masih Terus Membara sejak Kebakaran Hutan California 2020

Pulau James Ross di Antarktika. (Carsten W. Mueller/imaggeo)

Adapun dalam studi terbaru yang laporannya telah terbit secara online di jurnal Polar Research pada 20 Oktober 2021, tim ilmuwan internasional menganalisis fosil-fosil yang dikumpulkan selama ekspedisi 2015-2016 ke bagian timur laut Pulau James Ross. Fosil-fosil ini berisi fragmen-fragmen tanaman yang tampak seperti sisa-sisa arang, yang telah lapuk selama puluhan juta tahun terakhir.

Fragmen-fragmen arang ini berukuran kecil. Potongan terbesarnya hanya berukuran 19 kali 38 milimeter.

Namun pemindaian gambar dengan menggunakan mikroskop elektron mampu mengungkapkan identitas fosil-fosil ini. Para peneliti menemukan, fosil-fosil ini kemungkinan adalah gymnospermae yang terbakar. Tumbuhan ini kemungkinan dari keluarga botani pohon jenis konifera yang disebut Araucariaceae.

Baca Juga: Air Danau Raksasa Antarktika Tiba-tiba Hilang, Diduga Mengalir ke Laut

Ukuran fosil arang yang ditemukan di Pulau James Ross, Antarktika. (De Lima et al., Polar Research, 2021)

Kebakaran hutan yang intens sering terjadi dan meluas selama periode Kapur akhir. Meskipun sebagian besar bukti kebakaran ini terletak di Belahan Bumi Utara, beberapa kasus kebakaran juga terdokumentasi di Belahan Bumi Selatan di tempat yang sekarang disebut Tasmania, Selandia Baru, dan Argentina.

Selama periode Kapur akhir, superbenua Gondwana pecah sehingga membuat tempat-tempat seperti Antarktika lebih terisolasi dari sebelumnya. Wilayah ini dulu bebas es dan memiliki banyak sumber pengapian, termasuk sambaran petir, bola api dari meteor yang jatuh, dan aktivitas gunung berapi, serta vegetasi yang mudah terbakar dan kadar oksigen yang tinggi, yang membantu api muncul dan kebakaran terjadi, catat para peneliti.

Baca Juga: Pohon Terbesar di Dunia Kini Dibungkus dengan Selimut Khusus

Ilustrasi kebakaran dahsyat yang terjadi di Antarktika pada masa ketiak dinosaurus masih hidup berkeliaran di bumi. (Maurilio Oliveira)

"Antartika memiliki aktivitas vulkanik intens yang disebabkan oleh tektonik selama periode Kapur, seperti yang ditunjukkan oleh keberadaan sisa-sisa fosil di lapisan yang terkait dengan jatuhan abu," tulis para peneliti dalam laporan penelitian tersebut.

"Masuk akal bahwa aktivitas gunung berapi memicu kebakaran paelo yang menciptakan arang-arang yang dilaporkan di sini."

Sekarang, para peneliti sedang mencari catatan baru kebakaran paleo di lokasi-lokasi lain di Antartika, selain di Pulau James Ross.