Daftar Binatang yang Sangat Terancam Punah

By , Minggu, 4 Januari 2015 | 21:30 WIB

Gorilla Gunung. Gorilla gunung (Gorilla beringei beringei) ditemukan di pegunungan perbatasan Uganda, Rwanda dan Republik Demokratik Kongo, dan di Taman Nasional Bwindi yang tak boleh dimasuki di Uganda. Perburuan, perusakan habitat, penyakit dan produksi arang telah menghancurkan habitat gorilla dan hanya meninggalkan sekitar 880 individu yang berjuang untuk bertahan hidup di alam liar.

Lemur Bambu Besar. Ditemukan di bagian tenggara Madagascar, lemur bambu besar (Prolemur simus) adalah spesies lemur paling langka yang ditemukan di Madagascar. Populasinya kurang dari 60 individu di alam liar dan tidak lebih dari 150 individu di pusat-pusat penangkaran. Perubahan iklim, pembalakan liar, perburuan dan berkurangnya bambu secara drastis telah membuat satwa langka ini kemungkinan tidak bertahan lebih lama lagi di alam liar.

Orangutan Sumatera. Habitat orangutan sumatera (Pongo abelii) terus mengalami pengurangan dalam tingkat yang mengerikan karena kebakaran hutan, pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit, pembalakan liar dan pembangunan pertanian lainnya. Hal ini sangat membuat spesies ini begitu terancam. Selain habitatnya yang dirusak, satwa ini juga diburu atau ditangkap hidup-hidup dan menyebabkan penurunan populasi secara drastis. Diperkirakan tak lebih dari 7.300 individu yang tersisa di alam liar. (Baca juga: Lagi, Orangutan Korban Konflik Ruang Antara Manusia dan Satwa)

Badak hitam afrika. (Thinkstock)

Badak Hitam Afrika. Selama masa kolonial, badak hitam (Diceros bicornis) dibunuh hampir setiap hari untuk karena culanya yang bernilai tinggi di pasar gelap, atau diambil dagingnya untuk dikonsumsi, atau sekedar untuk olahraga. Spesies ini adalah salah satu kelompok mamalia tertua di dunia dan dianggap sebagai atraksi pariwisata terpenting di banyak negara Afrika.

Sayangnya, upaya konservasi yang gencar dilakukan menghadapi kendala yakni perubahan habitat dan peningkatan perburuan yang disebabkan masih tingginya tingkat kemiskinan masyarakat setempat yang diikuti dengan meningkatnya permintaan pasar gelap untuk cula badak dari Asia. Diperkirakan hanya 4.848 individu yang tersisa di seluruh dunia. (Baca juga: Badak Hitam Afrika Barat Resmi Dinyatakan Punah

Lumba-Lumba Tak Bersirip Yangtze. Dikenal sebagai “panda air raksasa”, lumba-lumba yang bernama ilmiah Neophocaena phocaenoides ini adalah makhluk cerdas yang paling terkenal yang ditemukan di Sungai Yangtze, sungai terpanjang di Asia.

Karena penangkapan yang berlebihan, penurunan pasokan makanan, polusi dan perubahan kondisi sungai akibat pembangunan dam dan bendungan, populasi lumba-lumba ini terus menurun dan kini diperkirakan hanya tersisa 1.000 sampai 1.800 individu saja di alam liar. Sepupu dekat lumba-lumba ini, yakni lumba-lumba baiji, telah dinyatakan punah akibat aktivitas manusia.