Mengapa Efek Buruk Gula Dianggap Sama dengan Rokok?

By , Rabu, 7 Januari 2015 | 16:14 WIB

Konsumsi gula bukan hanya terkait dengan obesitas, kerusakan gigi, atau diabetes. Lebih dari itu, konsumsi gula juga memicu kolesterol tinggi, hipertensi, penyakit jantung, bahkan kanker. Tak heran bahwa gula dianggap sama buruk dengan rokok.

Para ahli percaya bahwa gula berdampak toksin pada tubuh sehingga tidak hanya meningkatkan risiko diabetes, tetapi juga penyakit jantung, kanker, dan penyakit kronis lainnya.

Padahal, hampir setiap jenis makanan pada era modern ini mengandung gula.

"Gula adalah krisis kesehatan masyarakat paling besar sepanjang sejarah," ujar Dr Robert Lustig, ahli endokrin dari Universitas California.

Dalam jurnal Nature, Lustig dan rekannya menuliskan bahwa gula terlalu berbahaya sehingga penggunaannya harus diatur seperti halnya alkohol dan tembakau.

"Setiap kandungan yang menyebabkan kecanduan, kokain, heroin, dan masih banyak lagi, memerlukan intervensi. Sementara belum ada tindakan terhadap gula, padahal kita membutuhkannya," ujarnya.

Baca lebih dalam: Kisah Manisnya Gula

"Gula adalah krisis kesehatan masyarakat paling besar sepanjang sejarah."

Para ahli yang giat mengadvokasi tentang gula mengatakan, gula memicu untaian reaksi toksin di tubuh yang menghasilkan lemak, hormon, dan produk metabolisme yang berbahaya.

Gula ada di hampir setiap makanan kecuali daging, mentega, dan minyak. Namun, terdapat perbedaan besar antara gula yang secara alami terdapat dalam buah, sayuran, dan susu dengan gula yang ditambahkan.

Gula tambahan dalam makanan sehari-hari kita hadir dalam banyak rupa, misalnya gula putih, gula coklat, sirup jagung, atau madu. Gula tersebut biasanya ditambahkan dalam jumlah tinggi dalam produk pangan.

"Alam sebenarnya membuat gula tak gampang didapat, tapi manusia menjadikannya mudah," katanya.!break!

Bahaya fruktosa

Dari berbagai jenis gula, fruktosa-lah yang paling berbahaya. Sebenarnya fruktosa ditemukan secara alami dalam jumlah sedikit di buah, tetapi dikombinasi dengan glukosa untuk membuat pemanis buatan.