Hutan Konservasi yang Rusak adalah 30 Persen

By , Kamis, 15 Januari 2015 | 09:44 WIB

Melalui Proyek Keanekaragaman Hayati dan Perubahan Iklim Bioclime-GIZ, saat ini dilakukan pemetaan untuk memperoleh data tutupan hutan. Data itu dapat dimanfaatkan untuk menata wilayah satwa liar.!break!

Titik panas baru di Jambi

Di Provinsi Jambi, sejumlah titik panas baru terdeteksi dua hari terakhir. Sebagian besar titik panas berada di kawasan hutan negara. Berdasarkan data satelit cuaca Badan Atmosfer dan Kelautan Nasional Amerika Serikat (NOAA) 18, yang diolah Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, ditemukan enam titik panas baru. Titik-titik itu tersebar di tiga kabupaten, yakni Sarolangun (3 titik), Bungo (2), dan Tebo (1).

Sebaran Titik Api di Indonesia 1 Januari - 27 Oktober 2014. Total titik api di Indonesia pada 2014, sampai dengan 27 Oktober 2014 adalah 79.443 titik api. Lima provinsi dengan jumlah titik api terbanyak: Riau (21.378), Kalimantan Tengah (10.758), Kalimantan Barat (8.637), Sumatera Selatan (7.170) dan Papua (4.768). (Sumber: Longgena Ginting, Kepala Greenpeace Indonesia)

Sebagian besar titik panas berada dalam kawasan hutan produksi, kecuali 1 titik dalam kawasan hutan lindung di wilayah Sarolangun. Demikian dikatakan Donny Osmond, pengolah data titik api Dinas Kehutanan Jambi.

Kepala Bidang Perlindungan Hutan Dinas Kehutanan Provinsi Jambi Ahmad Bestari mengatakan, tanpa ada hujan di wilayah-wilayah dengan titik panas, bisa muncul titik panas baru.

Oleh karena itu, pihaknya meminta petugas pemantau kebakaran lahan di kabupaten segera mengecek ke lokasi. Petugas diminta memastikan apakah titik panas yang terdeteksi lewat satelit itu kebakaran atau hanya suhu meningkat.

Manajer Komunikasi Komunitas Konservasi Indonesia Warsi Rudi Syaf mengatakan, pola pembukaan lahan banyak berubah dan menimbulkan tingginya sebaran titik panas di sejumlah daerah di Jambi dan Sumsel.