Teknologi Baru Bertenaga Matahari yang Menghasilkan Air dari Udara

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 6 November 2021 | 12:57 WIB
Memamen air dari udara. (X)

Nationalgeographic.co.id - Sekitar 2,2 miliar orang di seluruh dunia saat ini tidak memiliki akses ke air minum yang dikelola dengan aman. Daerah pedalaman yang terpisah dari garis pantai menjadi sangat rentan. Sementara di wilayah tropis Pasifik, naiknya permukaan air laut akibat perubahan iklim mengancam akan menelan sumber air tawar di banyak pulau.

Terlepas dari itu semua, pada kenyataannya, bahkan ketika tidak ada awan di langit atau tidak ada hujan dan tidak ada sumber air di daratan yang bisa didapat, selalu ada air yang beredar di atmosfer. Walau memang jika dibandingkan dengan air yang ada di Bumi, jumlahnya hanya sekitar 0,001 persen. Akan tetapi di daerah dengan kelembapan tinggi, kadarnya bisa cukup menyediakan air minum yang aman bagi paling tidak untuk satu miliar orang.

Sekarang, sebuah penelitian dari Google melalui perusahaan rintisannya Google X dan melibatkan peneliti dari WHO/UNICEF tengah mengerjakan prototipe yang dapat memanen air dari udara yang disebut proyek H2E (Hydration to Everyone). Perangkat dari Alphabet—perusahaan holding bentukan google—itu hanya berukuran satu meter persegi dan hanya menggunakan beberapa sel fotovoltaik surya untuk menghasilkan tenaga dan mencairkan air yang ditarik dari udara. Hasil penelitian tersebut telah dipublikasikan di jurnal bergengsi Nature dengan judul "Global potential for harvesting drinking water from air using solar energy".

"Perangkat pemanen air atmosfer yang digerakkan oleh tenaga surya dengan siklus berkelanjutan dapat mempercepat kemajuan dengan memungkinkan ekstraksi air yang terdesentralisasi dari udara," tulis peneliti dalam laporannya.

Baca Juga: Ini yang Akan Terjadi Jika Semua Es di Bumi Mencair dalam Semalam

Sumber air minum pinggir jalan yang digunakan oleh sebuah keluarga yang dikunjungi tim peneliti di Kenya, Afrika. (X)

Dalam rilis X, ketika tim menguji teknologi baru tersebut, para peneliti dapat menghasilkan 150 mililiter air per jam per meter persegi. Meski demikian, kesimpulan awal mereka perlu diverifikasi oleh pekerjaan lebih lanjut. Namun temuan menunjukkan jika perangkat off-grid yang hemat biaya dapat dirancang, diskalakan, dan dijalankan sepanjang hari.

Perangkat tersebut bisa berfungsi untuk menghidrasi sekitar setengah dari semua orang di dunia yang saat ini tidak memiliki akses ke sumber air bersih. Namun sayangnya, sampai saat ini, perangkat ini masih terlalu mahal untuk mewujudkannya saat ini.

Namun, para peneliti di "Moonshot Factory" Google berpendapat bahwa prototipe saat ini berpotensi berbiaya rendah. Pabrik Moonshot adalah fasilitas laboratorium semi-rahasia yang dijalankan oleh Google, berlokasi sekitar setengah mil dari kantor pusat Googleplex di Mountain View, California.

Perangkat ini hanya mencakup beberapa bagian yang bergerak dan terbuat dari bahan yang tersedia secara luas. Proses manufaktur hanya perlu ditingkatkan lagi. Hal lainnya adalah masih membutuhkan waktu dan uang dari investor, penulis berpendapat itu sepadan dengan usaha yang dilakukan.

Baca Juga: Ilmuwan Kembangkan Cara Sederhana Mengubah Air Laut Menjadi Air Minum

Prototipe H2E di Laboratorium milik Google X. (X)