Tiga Siswi SMP Ini Rancang Celana Sepatu Petani Anti Bahaya di Sawah

By , Sabtu, 31 Januari 2015 | 21:20 WIB

Tiga siswi SMP Negeri 3 Candimulyo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, merancang sepasang celana sepatu yang dapat melindungi para petani dari berbagai bahaya ketika bekerja di sawah.

Mereka adalah Ika Setya Reynata (14), Reha Dewi Neta Saputri (14) dan Eva Setyaning Budi (14). Rancangan tiga remaja putri itu bahkan pernah menyabet medali perak dalam Lomba Penelitian Ilmiah Remaja SMP Tingkat Nasional 2014 di Tangerang, Banten, Oktober 2014 lalu.

Meski bentuk celana sepatu ini tergolong sederhana, mirip celana panjang yang menyambung dengan sepatu boot. Ika, salah satu remaja itu menceritakan, ide pembuatan celana sepatu bermula dari pengalaman seorang tetangga yang pernah terluka saat bekerja di sawah.

Telapak kakinya robek akibat menginjak pecahan kaca gelas di saluran air sawah. Saat itu, kata Ika, sang tetangga memang tidak memakai sepatu boot, karena boot justru menghambatnya berjalan lancar di sawah yang berlumpur, dan membuat pekerjaannya tersendat.

"Saat itu saya bertanya, kenapa belum ada alas kaki yang dapat membantu pekerjaan petani sekaligus melindungi mereka dari bahaya-bahaya. Sebab di sawah sering juga ditemukan pecahan kaca, cangkang keong, lintah, serangga hingga bahan-bahan kimia," papar Ika, Sabtu (31/1).

Siswa kelas IX itu lantas mengajak dua kawannya, Reha dan Eva, untuk mulai merancang celana sepatu, dia dibantu guru pemimbing SMP Negeri 3 Candimulyo, Taufik. Di sela-sela aktivitasnya belajar di sekolah, mereka meluangkan waktu untuk berdiskusi, menggambar konsep, hunting bahan, hingga akhirnya tercipta karya inovatif ini.

"Butuh waktu sekitar empat bulan untuk membuat 'celpa' ini, karena kami juga melakukan serangkaian uji coba. Kami hanya menghabiskan uang Rp 75.000 untuk satu prototype 'celpa'," kata Ika.

Purwarupa celana sepatu kreasi mereka terbuat dari bahan oskar atau bahan yang biasa dipakai untuk membuat jok mobil dan motor. Menurut dia, bahan oskar lebih elastis, kuat dan kedap air sehingga cocok untuk dipakai di areal persawahan yang berlumpur.

Selain itu, celana sepatu ini juga bisa dipakai petani tambak ikan maupun rawa-rawa. Taufik, guru pembimbing SMP Negeri 3 Candimulyo, menambahkan selain aman dipakai petani, celana sepatu ini juga membantu pekerjaan petani agar lebih ringan dan cepat.

Taufik mengatakan telah menguji efektivitas celana sepatu saat dipakai petani di sawah yang berlumpur. Mulai dari menghitung kecepatan dan jarak, antara petani yang memakai celana sepatu, memakai alas kaki dan tidak memakai alas kaki.

"Penelitian berjalan di lahan lumpur sawah dengan jarak 10 meter, didapat data berjalan tanpa alas kaki rata-rata 23 detik, sepatu boot rata-rata 142 detik dan memakai celpa rata-rata 19 detik. Artinya, dengan memakai celpa ini pekerjaan menjadi efektif," imbuh Taufik.

Taufik berharap, adanya kreasi ini bisa memberikan manfaat bagi petani terutama dalam hal keselamatan dan produktivitas petani. Saat ini, dia telah mengajukan izin untuk mendapatkan hak paten.

Selain itu, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Dinas Pendidikan setempat untuk membuat prototype lebih banyak, sehingga dapat segera disosialisasikan ke para petani di Kabupaten Magelang.

"Harapan kami, produk ini juga bisa dibuat massal agar lebih murah dan terjangkau," harap Taufik.

Rikalno (73), salah satu petani di Desa Tampir Wetan, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang sempat mencoba memakai celana sepatu saat bekerja di sawah. Ia mengaku terbantu karena merasa lebih aman dan nyaman.

"Kalau pakai ini jadi lebih aman karena di sawah sering ada duri dan cangkang keong, kadang ada juga lintah. Tapi mungkin selanjutnya dibuat dengan ukuran yang beragam sesuai ukuran tubuh ya sehingga nyaman dipakai," kata Rikalno.