Vaksin Covid-19 Berbentuk Plester, Solusi untuk Fobia Jarum Suntik

By Sysilia Tanhati, Rabu, 3 November 2021 | 08:00 WIB
Vaksin Covid-19 dalam bentuk plester bisa menjadi solusi bagi keterbatasan fasilitas pendingin. (David Muller)

 

NATIONALGEOGRAPHIC.CO.ID—Diperkirakan 49 persen penduduk dunia telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid-19. Namun masih banyak yang menunggu gilirannya untuk mendapatkan vaksinasi.

Di Benua Afrika misalnya, hanya 5 dari 54 negara Afrika yang diproyeksikan mencapai target akhir tahun Organisasi Kesehatan Dunia. Negara-negara di Benua Afrika ditargetkan untuk untuk memvaksinasi penuh setidaknya 40 persen penduduk mereka. Kekurangan jarum suntik dan kurangnya akses ke pendingin penyimpanan dingin tetap menjadi hambatan utama.

Untuk mengatasi hambatan tersebut, tim peneliti membuat vaksin Covid-19 yang dapat disimpan pada suhu kamar dan diberikan tanpa jarum suntik. 

Sebuah tim di Universitas Queensland, Australia sedang mengembangkan vaksin Covid-19 berbentuk plester plastik solid. Vaksin ini memiliki ukuran yang lebih kecil dari kuku, hanya 7 x 7 milimeter. Di permukaannya terdapat 5.000 tonjolan seperti jarum yang akan menembus kulit dan menyimpan vaksin di lapisan kulit atas.

Tidak seperti jarum biasa, jarum ini sangat kecil sehingga tidak menarik darah atau memicu ujung saraf yang merasakan sakit. Teknologi ini dikenal sebagai plester jarum mikro (patch microneedle).

Vaksin dibuat dengan menggunakan proses pengeringan berbasis jet nitrogen untuk mengubah versi stabil dari protein virus corona menjadi bubuk. Protein bubuk ini kemudian dilapisi pada permukaan plester. Pada pengujian laboratorium, mereka menemukan bahwa vaksin plester tetap stabil hingga sebulan pada suhu kamar. Sedangkan jika disimpan pada suhu 40 derajat Celcius, vaksin ini akan tahan hingga 1 minggu.

Iterasi terbaru ini, yang dirancang untuk melindungi dari Covid-19, baru diuji pada tikus. Pada tikus, vaksin plester menghasilkan tingkat antibodi penetralisir yang lebih tinggi terhadap SARS-Cov-2 daripada vaksin dengan jarum suntik.

Vaksin plester bekerja dengan mengirimkan protein ke lapisan luar kulit. Lapisan ini mengandung jaringan luas sel-sel kekebalan khusus yang memberikan penghalang terhadap bakteri dan virus. Sel-sel ini bertindak sebagai penjaga tubuh, mengirimkan sinyal ke sel lain ketika mereka serangan patogen.

Kulit adalah penghubung antara tubuh dan dunia luar untuk menghadapi patogen dan memahami kebutuhan tubuh meningkatkan respons imun. “Kulit adalah tempat yang sangat baik untuk pemberian vaksin,” kata Mark Prausnitz, direktur Pusat Desain, Pengembangan, dan Pengiriman Obat di Georgia Tech. 

 Baca Juga: Lampaui Target WHO, Indonesia Masuk 10 Besar Vaksinasi Terbanyak di Dunia

Penelitian sebelumnya yang dilakukan hewan menunjukkan bahwa vaksin plester untuk penyakit menular dapat menghasilkan tingkat antibodi yang lebih tinggi daripada vaksin tradisional. Prausnitz mencatat bahwa satu-satunya penyakit menular yang pernah diberantas, cacar, dilakukan dengan vaksin plester.

Meskipun tidak menggunakan jarum dalam pengertian tradisional, vaksin ini menimbulkan sensasi saat diaplikasikan ke kulit. David Muller, seorang penulis penelitian ini, mengatakan aplikator terasa seperti "jentikan padat" di lengan. “Anda melepas segel foil dan ditempelkan ke lengan selama 10 detik,” jelasnya.

Seperti halnya vaksin apa pun, vaksin plester mungkin masih membuat lengan terasa sakit karena memberikan agen untuk merangsang respons kekebalan. Selain itu juga akan menimbulkan bekas kemerahan yang hilang dalam beberapa hari.

Menurut Jason McClellan, ahli biologi struktural di Universitas Texas, vaksin plester ini sangat menjanjikan. Salah satu kelebihannya adalah tidak membutuhkan suhu rendah untuk penyimpanannya. Bagi negara yang memiliki keterbatasan akses listrik untuk pendingin, vaksin plester bisa menjadi solusi dalam menanggulangi penyebaran virus Covid-19.

Muller membayangkan suatu saat vaksin plester dapat dikirim melalui pos atau bahkan dengan drone ke tempat-tempat yang sulit dijangkau. Tidak membutuhkan fasilitas penyimpanan dingin yang andal sehingga setiap orang dapat mengelolanya sendiri.

Baca Juga: Kenapa Vaksin Disuntikkan di Lengan Atas, Bukan Diminum seperti Obat?

Studi mengungkapkan bahwa ketakutan akan jarum suntik mungkin menjadi faktor kunci bagi mereka yang belum mendapat vaksin. (Go to Steven Cornfield's profile Steven Cornfield)

Plester yang mengandung obat telah dipelajari selama beberapa dekade. Berbagai macam obat sekarang tersedia dalam bentuk plester, seperti plester nikotin dan kontrasepsi. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak penelitian dilakukan untuk mengembangkan vaksin dalam bentuk plester.

Selain memiliki keuntungan bagi negara yang memiliki keterbatasan sumber daya, metode ini membuat penyebaran vaksin lebih merata. Prausnitz berpendapat bahwa akan ada lebih banyak orang mendapatkan vaksin flu jika mudah didapat dan tidak menyakitkan. “Ini akan memotivasi orang untuk melakukan vaksinasi,” katanya. Bayangkan jika Anda dapat membeli vaksin ini dengan mudah dan mengaplikasikannya sendiri di rumah.

Sebuah studi mengungkapkan bahwa ketakutan akan jarum suntik mungkin menjadi faktor kunci bagi sekitar 10 persen orang yang belum mendapatkan vaksin Covid-19. Bagi anak-anak dan orang dewasa yang memiliki fobia jarum suntik, vaksin plester dapat menjadi pilihan.

Namun kita masih harus bersabar. Vaksin plester untuk flu atau Covid-19 kemungkinan belum tersedia secara luas selama beberapa tahun ke depan. Sampai saat ini, pengujian belum dilakukan pada manusia.

Banyak ahli memprediksi bahwa virus corona akan menjadi endemik dan ada kemungkinan vaksin booster akan dibutuhkan secara teratur. Opsi vaksin yang mudah diaplikasikan dan stabil akan membuat lebih banyak populasi dunia mendapatkan vaksinasi.

Baca Juga: 'Paspor Vaksin' Pertama Gara-gara Demam Kuning di Gibraltar 1800-an