Perdebatan Warna Gaun Dijawab Secara Ilmiah

By , Sabtu, 28 Februari 2015 | 11:00 WIB

Setelah perdebatan tingkat nasional soal 4 x 6 atau 6 x 4 beberapa waktu lalu, media sosial sejak Kamis (26/2) kembali dihebohkan dengan masalah (kali ini level internasional) yang mungkin terkesan tak penting, yaitu warna sebuah gaun.

Pemilik akun Tumblr, Swiked, mengunggah foto sebuah gaun pada Rabu (25/2). Para netizen kemudian memperdebatkan tentang warna gaun tersebut, apakah putih dengan emas atau biru dengan hitam.

Lewat tagar #TheDress, para netizen ramai memberikan pendapat. Bintang pop Taylor Swift pun tak mau ketinggalan. Di akun Twitter-nya, ia menuliskan bahwa gaun itu "jelas berwarna biru dan hitam".

Apakah Taylor Swift benar? Ulasan di situs majalah Wired mengungkap alasan munculnya perbedaan pendapat tentang warna gaun itu, sekaligus memberikan jawaban benar dengan landasan ilmiah.

Ulasan di situs Wired, Jumat (27/2), menunjukkan bahwa dasar munculnya perbedaan itu adalah mekanisme penglihatan manusia dan pengaruh cahaya Matahari pada siang hari terhadap penentuan warna.

Cahaya yang ada di alam menempa sebuah benda, memantul, kemudian menuju mata manusia. Retina manusia menangkap cahaya yang datang dengan panjang gelombang tertentu. Selanjutnya, rangsangan akan diterima saraf mata, diproses di korteks penglihatan pada otak.

Otak akan menerjemahkan warna berdasarkan panjang gelombang cahaya yang ditangkap retina. Sebagai contoh, panjang gelombang 440-495 nanometer akan diterjemahkan sebagai warna biru.

Seharusnya, warna yang manusia tangkap dan terjemahkan adalah warna sejati dari sebuah benda. Namun, Jay Neitz, ahli saraf dari University of Washington, mengatakan bahwa yang terjadi tak selalu begitu.

Menurut dia, akibat cahaya matahari atau sinar lampu, manusia kadang menangkap warna benda berbeda dari aslinya. Satu individu bisa menangkap warna berbeda dengan individu lain akibat iluminasi cahaya tersebut.

Bevil Conway, ahli neurologi dari Wesley College, juga mengatakan hal yang sama. Cahaya kemerahan fajar, birunya langit pada siang hari, serta jingga pada senja memengaruhi warna yang ditangkap manusia.

"Yang terjadi adalah orang berusaha mendiskon bias kromatis cahaya siang hari. Orang mungkin akan mendiskon warna biru sehingga mereka akan melihat (gaun) berwarna putih dan emas, atau mendiskon warna emas sehingga mereka akan melihat biru hitam," katanya.

!break!

Kasus perdebatan tentang warna gaun kali ini, menurut Neitz, wajar. Namun, dia juga mengatakan, "Saya telah mempelajari perbedaan individu dalam melihat warna selama 30 tahun, dan ini adalah salah satu perbedaan terbesar yang saya temui."Neitz dan Conway sendiri beda pendapat tentang warna gaun tersebut. Neitz melihatnya berwarna putih dan emas, sementara Conway melihatnya memiliki warna biru dan oranye.

Neil Harris, editor foto senior dari Wired, berusaha mengakhiri perdebatan tentang warna gaun dengan melakukan analisis warna. Dia, yang awalnya berpikir bahwa gaun itu berwarna putih emas, lantas terkejut.