Ikan Lingcod Mampu Menumbuhkan 20 Gigi Baru Tiap Hari, Bagaimana Bisa?

By Sysilia Tanhati, Kamis, 4 November 2021 | 08:00 WIB
Memiliki sekitar 500 gigi, lingcod Pasifik dapat menanggalkan dan menumbuhkan 20 gigi dalam sehari. (Magnus Kjaergaard)

Nationalgeographic.co.id—Lingcod Pasifik merupakan ikan yang memiliki temperamen buruk. Ikan ini memiliki mulut penuh dengan susunan gigi yang berantakan. Seperti laci peralatan makan yang berantakan, lebih dari 500 gigi tersusun dengan sembarang pada kedua rahangnya.

Sebuah penelitian baru mengungkapkan bahwa ikan pemarah ini dapat menumbuhkan sekitar 20 gigi baru setiap harinya.

Jika manusia memiliki skema gigi seperti ini, maka sikat gigi dan kawat gigi tidak berguna, tutur Adam Summers, profesor biologi di Universitas Washington dan rekan penulis studi tersebut.

“Tingkat penggantian gigi ikan ini mengejutkan para peneliti”, kata rekan penulis studi Karly Cohen.

Lingcod Pasifik berukuran panjang empat kaki saat dewasa, merupakan predator penyergap dan juga kanibal. Sering ditemukan di pantai barat Amerika Utara, dari Alaska ke Baja California, dan Meksiko. Ikan ini bernilai secara ekonomi bagi nelayan karena dagingnya yang enak untuk taco.

Lincod Pasifik bukanlah ikan yang menawan. “Saya selalu bercanda bahwa lingcod dan saya tidak dapat berteman,” kata Emily Carr, seorang mahasiswa sarjana di University of South Florida dan penulis utama studi tersebut. Para peneliti harus menutup sudut tangki karena mereka selalu mencoba melompat keluar setiap ada yang melewati tangki.

Sebagai pemburu yang rakus, lingcod memakan “apa pun yang bisa dimasukkan ke dalam mulutnya”. Maka tidak heran jika banyak hal yang terjadi di dalam mulut lincod, termasuk sekumpulan gigi yang lepas.

Lingcod memiliki satu set rahang atas dan bawah, seperti manusia, tetapi sangat gesit dan dapat digerakkan ke segala arah. Area langit-langit mulutnya juga tertutup dengan gigi. Kemudian, jauh di belakang tenggorokan, ada rahang faring, platform tulang bertatahkan gigi yang terbuat dari lengkungan insang yang dimodifikasi.

Ketika lingcod menyerang, rahang pertamanya melesat ke depan dan menyeret mangsa ke rahang faring bagian dalam. Rahang faring inilah yang bekerja menghancurkan dan mencabik-cabik mangsa. Agar strateginya berhasil, lingcod bergantung pada gigi setajam jarum, yang rentan patah.

Baca Juga: Fosil Ikan Purba Ditemukan, Bentuknya Mirip Hiu Bersirip Pari Manta

Rangka ikan lingcod (Ophiodon elongatus) di Monterey Bay Aquarium. (Wikimedia Commons)

Namun bagaimana caranya agar giginya tidak menjadi tumpul? Dengan terus-menerus menumbuhkan gigi baru.

Dalam studi tersebut, peneliti menggunakan urutan pewarna untuk membuat garis waktu visual pertumbuhan gigi.

Pertama, 20 lingcod remaja diletakkan di dalam tangki yang dibubuhi pewarna berpendar alizarin merah selama 12 jam. Kalsium pada gigi menarik alizarin merah dan membuat gigi gid berwarna merah menyala. Selama 10 hari berikutnya, kumpulan lingcod dimasukkan ke dalam tangki berwarna hijau, calcein fluorescein. Gigi hari pertama berwarna merah, sedangkan warna hijau adalah gigi erupsi atau yang baru tumbuh.

Carr dengan susah payah menghitung dan mengklasifikasikan setiap gigi berwarna merah dan hijau. Totalnya 10.580 gigi dari 20 ikan yang diperiksa.

Setelah memeriksa setiap ikan, ditemukan tingkat penggantian harian sekitar dua gigi (3,6% dari gigi-geligi). Setiap gigi memiliki umur rata-rata 27 hari sampai akhirnya lepas.

Baca Juga: Studi Terbaru: Ikan Purba Coelacanth Bisa Hidup Hingga 100 Tahun

Lingcod (Ophiodon elongatus) bersembunyi dalam diam di terumbu karang Point Lobos State Reserve, California. (Lt. John Crofts/NOAA Corps)

Berbeda dengan ikan bergigi lainnya seperti hiu putih besar, yang dimulai dari gigi kecil di bagian belakang rahang dan bergerak maju saat tumbuh.

Para peneliti juga mengidentifikasi lokasi penggantian gigi. “Bukan gigi yang besar bertahan lebih lama atau gigi yang sangat kecil terus-menerus diganti,” jelas Cohen. Mereka menemukan bahwa ada penggantian yang lebih cepat di area-area yang mengalami tekanan besar.

Peneliti mengamati bahwa lingcod tidak menumbuhkan gigi sebagai respons terhadap kerusakan. Pola pertumbuhan gigi ini adalah pola yang tidak biasa dalam dunia penelitian ikan, tapi mungkin merupakan hal biasa di alam.

Secara historis, tingkat pertumbuhan dan kehilangan gigi pada ikan sulit diperkirakan. Misalnya, untuk hiu, data terbaik berasal dari penelitian yang menghitung gigi lepas yang ditemukan di dasar tangki penampungan. Namun hiu tersebut juga memakan giginya sendiri, mungkin untuk mengganti kalsium yang hilang. Sehingga data tingkat pertumbuhan itu mungkin tidak akurat.

Itu membuat studi lingcod yang dilakukan tim merupakan pekerjaan penting karena menunjukkan teknik yang dapat direplikasi dengan spesies lain.

Tidak seperti manusia, kehilangan satu gigi bukan masalah besar bagi lingcod yang dapat menumbuhkannya kembali dengan cepat.

Baca Juga: Fosil Ikan Purba Berkaki Ungkap Bagaimana Sirip Menjadi Tangan