Bangkai Kapal Batavia Ungkap Rahasia Dominasi Pelaut VOC Belanda

By Utomo Priyambodo, Jumat, 5 November 2021 | 10:00 WIB
Bangkai kapal Batavia di museum di Australia Barat. (Patrick E. Baker, Western Australian Museum)

Nationalgeographic.co.id—Pada abad ke-17 banyak kapal Belanda yang melewati pantai Australia Barat saat dalam perjalanan ke Asia Tenggara. Salah satu kapal itu adalah kapal Batavia.

Kapal Batavia itu tenggelam dan karam di tengah jalan. Bangkai kapalnya kemudian ditemukan oleh para arkeolog dan kini disimpan di sebuah museum di Australia Barat.

Dalam sebuah penelitian terbaru atas bangkai kapal Batavia, para peneliti menemukan bahwa material kayu kapal ini telah mengungkapkan sejarah pembuatan kapal Belanda pada tahun 1600-an. Kekuatan material kayu mereka memungkinkan Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC) berkembang melawan kapal-kapal besar pesaing Eropa mereka di samudra pada awal-awal pelayaran bangsa-bangsa Eropa kala itu.

Dibangun di Amsterdam pada tahun 1626-1628 dan hancur pada pelayaran perdananya pada bulan Juni 1629 di Morning Reef di lepas pantai Pulau Beacon, Kepulauan Houtman Abrolhos, Batavia melambangkan pembuatan kapal Hindia Timur Belanda (VOC) yang terbaik di Zaman Keemasan. Hal itu disampaikan oleh Wendy van Duivenvoorde oleh arkeolog sekaligus lektor kepala di Flinders University, bersama dengan Aoife Daly, lektor kepala di University of Copenhagen, dan Marta Domínguez-Delmás, peneliti di University of Amsterdam.

"Penggunaan penggergajian kayu bertenaga angin menjadi hal yang umum di Republik Belanda menjelang pertengahan abad ke-17, memungkinkan Belanda untuk memproduksi kapal laut dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk pelayaran jarak jauh dan perdagangan antar wilayah di Asia, tetapi bagaimana mereka mengatur pasokan kegiatan pembuatan kapal yang begitu intensif? Republik Belanda dan daerah pedalamannya jelas kekurangan sumber daya dalam negeri" kata Wendy van Duivenvoorde, seperti dilansir EurekAlert.

Laporan atas analisis sampel mendalam dari kayu lambung Batavia untuk penelitian dendrochronological ini telah diterbitkan di jurnal akses terbuka PLOS ONE. Hasil anaslisis ini menawarkan jawaban atas sepotong teka-teki mengenai pembuatan kapal awal Belanda pada abad ke-17 yang masih hilang.

Baca Juga: Bagaimana Kekuasaan VOC, Kongsi Dagang Terkaya di Dunia, Berakhir?

Kapal Batavia dibuat tahun 1628. Kapal ini karam di perairan Australia saat berlayar menuju Asia Tenggara. (Wendy van Duivenvoorde)

Pada abad ke-17, VOC tumbuh menjadi perusahaan perdagangan multinasional pertama dan mendorong kebangkitan pasar saham dan kapitalisme modern. Selama abad ini, total 706 kapal dibangun di galangan kapal VOC di Republik Belanda dan 75 di antaranya karam dan 23 ditangkap oleh pasukan musuh atau bajak laut.

Namun, baru sedikit yang para ilmuwan pahami tentang meterial kayu yang memungkinkan Belanda membangun kapal laut mereka dan mendominasi perdagangan internasional melawan pesaing-pesaing dari Prancis, Portugal, dan benua Eropa umummnya.

"Ek adalah bahan yang disukai untuk pembuatan kapal di Eropa utara dan barat, dan negara-negara maritim berjuang untuk memastikan pasokan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka dan mempertahankan armada mereka yang terus berkembang. Hasil kami menunjukkan bahwa VOC berhasil mengatasi kekurangan kayu pada awal abad ke-17 melalui diversifikasi sumber kayu," beber Marta Domínguez Delmás.

Baca Juga: Telisik Istilah 'Duit' yang Populer Sejak Zaman VOC di Nusantara

Pengambilan sampel kayu dari bangkai kapal Batavia. (Wendy van Duivenvoorde)

Kayu dari bangkai kapal Batavia ini mengungkapkan jenis kayu yang dipakai VOC untuk membuat banyak kapal. (Wendy van Duivenvoorde)

Baca Juga: Bukti Kapal Nusantara Sudah Jelajahi Dunia Sebelum Kedatangan Eropa

Untungnya, sisa-sisa kapal Batavia itu telah diangkat pada tahun 1970-an dan kini dipajang di Western Australian Shipwrecks Museum di Fremantle. Hal ini memungkinkan para arkeolog dan ahli dendrokronologi untuk melakukan pengambilan sampel dan analisis kayu lambung kapal tersebut.

"Preferensi terhadap produk kayu tertentu dari daerah terpilih menunjukkan bahwa pemilihan kayu tidak sembarangan. Hasil kami menggambarkan berbagai sumber kayu yang memasok galangan kapal VOC Amsterdam pada tahun 1620-an dan menunjukkan pemilihan kayu yang cermat dan keahlian yang terampil dari para pembuatnya," ujar Aoife Daly.

"Hasil kami berkontribusi pada pengetahuan kolektif tentang perdagangan kayu Eropa utara dan menggambarkan luas geografis wilayah yang memasok kayu untuk pembuatan kapal di Republik Belanda pada abad ke-17 tersebut," simpul Wendy van Duivenvoorde.

Baca Juga: Kekayaan Google atau Apple, Tidak Mampu Menandingi Kekayaan VOC