Tambora dalam Bingkai Telisik Nusantara

By , Minggu, 5 April 2015 | 21:50 WIB

Alam Nusantara membentuk beragam bentang alam di sepanjang pinggang Bumi. Tengoklah keragaman bumi Khatulistiwa ini: puncak gunung berselimut salju di Papua, rimba raya tersebar di pulau-pulau, lambaian nyiur di pantai berpasir putih, terumbu karang di perairan nan jernih, hingga hamparan padang rumput.Di atas daratannya, kehidupan manusia membentuk keragaman budaya yang telah berkembang sejak dahulu kala.

Inilah kepulauan dengan beragam budaya, kehidupan liar, desir riam-riam, kesejukan gua-gua, ombak samudera dan pegunungan. Untuk menikmati segala keindahan dan pesona Nusantara, waktu bisa melintas cepat, tak terasa.

Negeri kepulauan ini juga memiliki beragam warna budaya. Ekspresi budaya itu kerap kali tercermin dari monumen, landmark/tengara, dan pernak-pernik lain yang menghiasi mutiara khatulistiwa ini.

Selain menguji kondisi minim cahaya, pengujian kamera Samsung NX1 dilakukan dengan memotret gambar detail di sela penjelajahan "200 Tahun Gelegar Tambora". (Dwi Oblo/National Geographic Indonesia)

Perjalanan menelusuri kembali jejak erupsi megakolosal Gunung Tambora pada 10 April 1815 begitu membekas bagi tim National Geographic Indonesia dan National Geographic Traveler. Sepanjang perjalanan, tim ini mendokumentasikan beragam tengara dan lanskap yang memukau.

Terlebih lagi, salah satu tim melakukan perjalanan ke Tambora lewat jalur utara yang jalannya berdekatan dengan pantai di wilayah pesisir utara Sumbawa.

Jalur ini tidak populer bagi para pendaki yang akan ke Tambora, karena selain jalannya yang tidak terlalu bagus, dan juga relatif lebih jauh sehingga waktu tempuh lebih lama. Namun kita akan dihibur dengan pemandangan yang luar biasa.

Padang sabana dengan satwa yang kadang melintas, kampung-kampung transmigran, serta sungai-sungai yang terpaksa kita seberangi karena jalan yang putus.

Dalam perjalanan itu, fotografer Dwi Oblo berkesempatan mencoba kamera mirorrless—Samsung NX1, produk high end teranyar dari Samsung. Buat Oblo, sapaan akrabnya, Samsung NX1 menawarkan pengalaman fotografi yang unik. Sebab, kamera ini menyajikan sensasi layaknya menggunakan kamera DSLR premium dengan berat 550 gram dan dimensi 138,5x102,3x65,8 mm?. Hal ini membuatnya berbeda dengan tipe NX sebelumnya. Dengan begitu, NX1 tetap lebih ringan dengan teknologi yang lebih mumpuni ketimbang DSLR.

Oblo juga menguji NX1 dengan merekam gambar dengan kondisi yang kurang cahaya. Katanya, kemampuan NX1 harus teruji dengan kondisi ekstrem dan kemudian gambar yang terekam itu apakah mampu memikat mata kita.

Hasilnya? Oblo mengacungkan jempol. Fotografer yang juga lulusan arkeologi ini menunjukkan beberapa momen yang diambilnya dengan kondisi minim cahaya. Salah satu contohnya, saat temaram senja di tepian pantai. Sebab, Samsung NX1 mampu beroperasi dengan ISO 100-25600 dapat ditingkatkan hingga 51200, namun tetap menghasilkan noise terendah yang dimungkinkan oleh Adaptive Noise Reduction Technology untuk memastikan kualitas gambar yang prima.

Lalu, apalagi keunggulan lainnya? Samsung NX1 menyediakan kecepatan AF kelas dunia (55ms) + 1/8000 shutter speed. Dengan demikian, fotografer seperti Oblo itu tidak akan ketinggalan mengabadikan satu momen berharga sekalipun.

Merekam senja di dekat pusat kota dari Kabupaten Bima. Kondisi minim cahaya seperti ini menjadi saat yang tepat untuk menguji kemampuan Samsung Smart Camera NX1. (Dwi Oblo/National Geographic Indonesia)

NX1 dirancang mampu menangkap momen dalam kecepatan 15 fps Continous Shooting with AF yang juga didukung oleh High Speed Imaging Engine DRIMe V.

Untuk kualitas gambar, Samsung NX1 dapat menghasilkan gambar yang tajam dan fokus, berkat adanya titik-titik 205 P.D AF dan 209 contrast AF yang memenuhi seluruh area layar, baik horisontal maupun vertikal. NX1 dapat melacak gerakan yang cepat dari sebuah objek dan memprediksi dan mengikuti kemana objek bergerak.