5 Wabah yang Menyerang Hewan di Dunia (1)

By , Senin, 27 April 2015 | 10:30 WIB

Rusaknya habitat merupakan faktor utama penyebab kelestarian hewan terancam. Selain itu, terjangkit wabah penyakit juga menjadi faktor kematian hewan dalam skala besar. Selama beberapa dekade terakhir, sejumlah jenis penyakit baru terus bermunculan. Jika bukan penyakit jenis baru, penyakit lama kembali datang menggerogoti spesies lain di tempat yang berbeda.

Menurut A. Marm Kilpatrick dari University of California, epidemi yang ditularkan dari satu hewan ke hewan lain dapat melalui bermacam cara, diantaranya, melalui manusia, hewan ternak maupun hewan liar lainnya.

Beberapa dari epidemi itu perlu kita waspadai, sehingga kepunahan bisa dicegah.

Ebola

Ebola tidak hanya menyerang manusia! Virus ini juga bisa menjangkit kerabat paling dekat manusia: kera.

Di awal tahun 1990 virus ini menyerang sejumlah simpanse di Tai National Park di Cote d’lvoire. Selanjutnya, sebanyak 5000 gorila di Republik Kongo akibat virus yang sama. Virus ebola memang sangat mengerikan, membunuh 95% korbannya secara efektif, setelah sebelumnya membuat mereka demam tinggi dan pendaharan. Kabar baiknya, para peneliti menjanjikan akan dikembangkannya obat anti virus ebola, setelah di tahun 2014 mereka berhasil menyembuhkan simpanse yang terserang virus ini.

Chytridiomycosis

Jamur yang disebut chytrid pernah menginfeksi kurang lebih 200 spesies amfibi di dunia, beberapa di antaranya membawa mereka pada kepunahan.

Jamur dengan jenis Batrachochytrium dendrobatidis ini pada dasarnya menginfeksi kulit amfibi (khususnya kodok dan salamander), dengan begitu menyebabkan kodok tidak bisa menyerap nutrisi dan bernapas ketika berada dalam air.

Virus West Nile

Disebarkan oleh nyamuk, virus ini menjadi ancaman menakutkan baik bagi manusia dan juga populasi burung di dunia.

Di tahun 1999, wabah ini menyebar secara luas di seluruh New York. Orang-orang di rawat di rumah sakit karena otak mereka mengalami peradangan. Jutaan burung khusunya gagak yang hidup di Amerika Serikat, Mexico dan Kanada, mati akibat terjangkit virus ini. Tercatat sebanyak 45% populasi burung gagak punah dan burung sejenis American Robin, eastern bluebird, burung titmouse dan chickadee juga mengalami penurunan populasi akibat terserang virus ini.

Sindrom hidung-putih

Jamur dengan jenis Pseudogymnoascus destructans menginfeksi jutaan kelelawar di Amerika Serikat dan Kanada. Jamur yang diduga berasal dari Eropa ini mengacaukan jam tubuh kelelawar, menyebabkan mereka terbang keluar dari goa di musim dingin ketika mereka seharusnya berhibernasi.

Anthrax

Bakteri ini hidup dan berkembang biak di dalam tanah, menyerang hewan pemakan tumbuhan atau herbivora. Ilmuwan sempat mengatakan bakteri ini sebagai bagian dari ekosistem, bahwa keberadaannya tidak mengancam organisme hingga pada tahun 2004, bakteri ini menyebabkan banyak sekali hewan herbivora mati sehingga berdampak pada rantai makanan di ekosistem konservasi Malilangwe di Zimbabwe. Pada tahun 2010, bakteri dengan nama Bacillus antrhracis ini menyerang hewan ternak dan membunuh lebih dari 80 ekor hippo di Uganda.