Paleontolog Temukan Spesies Dinosaurus Pertama yang Hidup di Greenland

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 13 November 2021 | 10:00 WIB
Rekonstruksi hidup Issi saaneq. (Victor Beckari)

Nationalgeographic.co.id - Tim ahli peleontologi internasional dari Portugal, Denmark, dan Jerman, termasuk Martin Luther University Halle-Wittenberg (MLU) melaporkan penemuan dinosaurus berkaki dua yang hidup sekitar 214 juta tahun yang lalu. Dinosaurus yang bernama Issi saaneq itu hidup di tempat yang sekarang dikenal sebagai Greenland.

Nama dinosaurus tersebut memiliki arti "tulang dingin" yang mengacu pada bahasa Inuit Greenland. Laporan penelitian tersebut telah dipublikasikan di jurnal Diversity secara daring dengan judul "Issi saaneq gen. et sp. nov.—A New Sauropodomorph Dinosaur from the Late Triassic (Norian) of Jameson Land, Central East Greenland".

Issi saaneq adalah herbivora berukuran sedang, berleher panjang dan pendahulu sauropoda, hewan darat terbesar yang pernah hidup. Sisa-sisa awal dinosaurus itu, yakni dua tengkorak yang terpelihara dengan baik, pertama kali digali pada tahun 1994 selama penggalian di Greenland Timur oleh ahli paleontologi dari Harvard University. Setelah karya ilmiah ini selesai, fosil tersebut akan dipindahkan ke Natural History Museum of Denmark.

Seperti diketahui, singkapan Trias Akhir (Norian) dari Formasi Malmros Klint, Jameson Land (Greenland) telah menghasilkan banyak spesimen sauropodomorph non sauropoda. Fosil yang relevan secara singkat dilaporkan pada tahun 1994 dan dimasukan ke dalam Plateosaurus trossingensis.

Baca Juga: Pendraig milnerae, Spesies Baru Dinosaurus Seukuran Ayam dari Wales

Tengkorak issi saaneq (Victor Beccari)

Salah satu spesimen awalnya dianggap merupakan Plateosaurus, dinosaurus berleher panjang terkenal yang hidup di Jerman, Prancis, dan Swiss selama Periode Trias. Hanya beberapa temuan dari Greenland Timur yang telah disiapkan dan didokumentasikan secara menyeluruh. "Sangat menarik untuk menemukan kerabat dekat Plateosaurus yang terkenal, ratusan di antaranya telah ditemukan di sini di Jerman," kata rekan penulis Dr. Oliver Wings dari MLU dalam rilisnya.

Tim melakukan pemindaian mikro-CT tulang, yang memungkinkan mereka membuat model 3D digital dari struktur internal dan tulang yang masih tertutup sedimen. "Anatomi kedua tengkorak itu unik dalam banyak hal, misalnya dalam bentuk dan proporsi tulang. Spesimen ini tentu saja milik spesies baru," kata penulis utama Victor Beccari, yang melakukan analisis di NOVA University Lisbon.

Dinosaurus pemakan tumbuhan Issi saaneq hidup sekitar 214 juta tahun yang lalu selama Periode Trias Akhir. Pada saat inilah superbenua Pangea pecah dan Samudra Atlantik mulai terbentuk. “Pada saat itu, Bumi sedang mengalami perubahan iklim yang memungkinkan dinosaurus pemakan tumbuhan pertama mencapai Eropa dan sekitarnya,” jelas Profesor Lars Clemmensen dari University of Copenhagen.

Formasi Malmros Klint, Jameson Land (Greenland) (Victor Beccari)

Kedua tengkorak tersebut diperkirakan merupakan dinosaurus remaja tahap menengah dan remaja tahap akhir atau sub dewasa. Issi saaneq berbeda dari semua sauropodomorph lainnya dengan beberapa ciri unik. Selain karena ukurannya, perbedaan struktur tulang sangat kecil dan hanya berhubungan dengan proporsi.

Baca Juga: Penemuan Jejak Fosil Ungkap Buaya Purba Berjalan dengan Dua Kaki

Dinosaurus Greenland baru berbeda dari semua sauropodomorph lain yang ditemukan sejauh ini, tetapi memiliki kesamaan dengan dinosaurus yang ditemukan di Brasilia. Seperti Macrocollum dan Unaysaurus, yang hampir 15 juta tahun lebih tua. Bersama dengan Plateosaurus dari Jerman, dinosaurus tersebut membentuk kelompok plateosaurids bipedal atau berjalan dengan dua kaki yang relatif anggun yang mencapai panjang 3 sampai 10 meter.

Temuan baru adalah bukti pertama dari spesies dinosaurus Greenland yang berbeda, yang tidak hanya menambah keragaman dinosaurus dari Trias Akhir, dari masa sekitar 235-201 juta tahun yang lalu. Temuan tersebut juga memungkinkan kita untuk lebih memahami jalur evolusi dan garis waktu dari kelompok sauropoda ikonik yang menghuni Bumi selama hampir 150 juta tahun.