Indonesia Tawarkan Helm Tahan Banting dalam Kompetisi Dunia

By , Senin, 4 Mei 2015 | 10:30 WIB

Selain rencana kerja sama dengan perusahaan Harley-Davidson di AS, untuk kedepannya Gilang akan terus berinovasi. Rencananya, ia akan memproduksi helm berbahan kulit asli. 

"Kekurangannya, kalau kulit asli dia tidak akan tahan di hujan dan panas, jadi akan kurang bagus. Tapi untuk teman-teman Harley biasanya mereka memakai motornya tidak waktu hujan, pasti waktu hanya panas aja, dan itu mungkin bisa aman. Jadi ke depannya saya ingin khusus untuk teman-teman Harley Davidson, dibuatkan pakai kulit asli yang harganya berbeda, tahun ini kita masih percobaan," ujar Gilang.

Karena telah mengikuti beberapa kompetisi di tingkat regional dan internasional, banyak warga asing yang tertarik untuk membeli helm 'Anajidan.' Berangkat dari itu, Gilang berencana untuk menambah para pengrajinnya

"Mereka banyak yang minta dari distributornya ke kita dan kita akan kabulkan itu di tahun depan, karena tahun ini kita fokus untuk mengembangkan sumber daya manusianya dulu," ujar Gilang menutup wawancara dengan VOA. 

Tahun 2014 Gilang dihadapi sebuah tuntutan yang disampaikan oleh perusahaan Harley-Davidson di Indonesia, karena ia pernah memproduksi helm dengan memakai logo mereka. Semua terselesaikan secara damai dengan permintaan maaf Gilang secara terbuka kepada perusahaan tersebut. 

Sehubungan dengan hal itu, dalam kunjungannya ke AS kali ini, Gilang menyempatkan diri untuk pergi ke kantor pusat Harley-Davidson di kota Milwaukee, Wisconsin, AS. Bagi Gilang, tuntutan yang ia dapatkan bisa menjadi sebuah peluang kerja sama di masa mendatang. 

"Menurut saya tuntutan itu menjadi suatu kesempatan. Berarti orang Amerika sudah tahu dong, produk saya? Kenapa tidak sekalian saja kerja sama?" tutur Gilang.

"Mudah-mudahan Harley-Davidson di AS bisa menerima helm dari 'Anajidan.' Kemarin sempat ke sana saya bawa contohnya dan kata mereka 'Wow, ini helm yang sangat luar biasa' dan mereka akan bantu itu. Yang penting, kualitas dari helm itu sendiri harus lebih aman. Soalnya di AS, keamanannya lebih tinggi dibanding di Indonesia," jelas Gilang.