Berbagai Hasil Pengembangan Sains dan Teknologi Lembaga Indonesia

By , Jumat, 8 Mei 2015 | 15:00 WIB

Pembangunan dan pengembangan 100 Taman Sains dan Teknologi telah diresmikan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Kemenko PMK RI) Puan Maharani dan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) M. Nasir resmi di Convention Hall, Bandung Techno Park, Kamis (7/5/2015).

Taman Sains dan Teknologi merupakan kawasan yang dikelola oleh manajemen profesional untuk mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan melalui penguasaan, pengembangan, dan penerapan.

Pembangunan Taman Sains dan Teknologi ini diharapkan berfungsi sebagai pusat pengembangan sains dan teknologi, pusat penumbuhan wirausaha baru di bidang teknologi, dan pusat layanan teknologi maju ke masyarakat. Di tahun 2015, sebanyak 65 calon Taman Sains dan Teknologi siap dibangun di beberapa wilayah Indonesia.

Dalam kegiatan Kick-Off Program Nasional Pengembangan 100 Taman Sains dan Teknologi, ada tujuh Lembaga yang hadir, diantaranya Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), pemerintah kabupaten kota, dan perguruan tinggi.

Penandatangan komitmen kesiapan pembangunan taman sains dan teknologi dan MoU pun dilakukan oleh Kemenristek Dikti serta ketujuh lembaga tersebut.

Kegiatan itu tidak hanya dilakukan peresmian pembangunan tetapi ketujuh lembaga yang telah bekerja sama ikut menampilkan sains dan teknologi yang akan dan sudah mereka kembangkan.

Seperti rombongan dari Bandung Techno Park (BTP) menampilkan beberapa teknologi yang menarik perhatian pengunjung seperti Traffic Grat, UKIT Mikro Training, Mobitick, dan Postur Check.

Apa sih yang dimaksud Traffic Grat, UKIT Mikro Training, Mobitick, dan Postur Check? Berikut penjelasannya.

!break!

Traffic Grat adalah sebuah kamera CCTV yang diproses dan dipasang disuatu titik yang dapat menentukan sebuah kendaraan roda empat atau pun lebih. Tujuan dibuatnya traffic grat ini untuk menghitung berapa banyak kendaraan yang telah melaju disebuah titik dan dapat mengatasi atau meminimalisir kepadatan lalu lintas.

Sedangkan UKIT Mikro Training merupakan sebuah alat yang bisa digunakan untuk melakukan sebuah pelajaran seperti praktek. Biasanya digunakan untuk siswa SMA/SMK, dan perguruan tinggi yang tertarik dalam bidang elektronik. UKIT Mikro Training ini merupakan sebuah fisik dari robotika.

Ukit Mikro Training yang ditampilkan oleh Bandung Techno Park pada acara Kick-Off Program Nasional Pengembangan 100 Taman Sains dan Teknologi di Convention Hall, Bandung Techno Park, Kamis (7/5/2015). (Nurul Kusumawardani)

Kemudian Mobitick adalah sebuah alat untuk transportasi umum seperti bis yang dapat naik dan turun di mana saja. Perangkat ini dipasang dalam bis dan penumpang memilih tempat tujuan, jumlah tiket dan tiket otomatis akan tercetak. Namun pembayaran tetap diberikan kepada kondektur. Tujuan dibuatnya mobitick untuk meminimalisir kecurangan yang dilakukan kondektur karena tiket yang tercetak otomatis akan tercatat di server.

Terakhir, Postur Check adalah sebuah alat yang dapat mengecek postur tubuh seseorang. Kriteria pengecekannya sendiri sesuai dari lembaga yang akan menggunakan alat ini sehingga alat ini sudah disesuaikan terlebih dahulu. Bagusnya lagi, alat ini telah digunakan oleh TNI AD Cimahi dalam sebulan terakhir untuk membantu mengecek postur tubuh para pendaftar calon TNI AD apakah sudah sesuai atau tidak.

Rosya Satria dari Bandung Techno Park menampilkan empat teknologi yang digelar yaitu Traffic Grat, UKIT Mikro Training, Mobitick, dan Postur Check pada acara Kick-Off Program Nasional Pengembangan 100 Taman Sains dan Teknologi di Convention Hall, Bandung Techno Park, Kamis (7/5/2015). (Nurul Kusumawardani)

!break!

Selain rombongan dari Bandung Techno Park (BTP), Kementerian Kelautan dan Perikanan pun tak ketinggalan. Ada dua jenis telah ditunjukkan dalam acara tersebut diantaranya jenis pangan dan non pangan.

Hasil dari jenis non pangan ada kerajinan seperti dompet kulit, sepatu kulit, dan vas bunga dari kulit ikan pari dan nila, limbah rumput laut yang dapat dijadikan pupuk, pengharum ruangan, dan berbagai ukuran paper bag. Sedangkan, untuk jenis pangan ada bandrek dari spirulina, kapsul spirulina, kerupuk spirulina, mie spirulina, sirup rumput laut, selai rumput laut, dan masih banyak lagi.

Hasil pangan rumput laut yang dibuat oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan pada Kick-Off Program Nasional Pengembangan 100 Taman Sains dan Teknologi di Convention Hall, Bandung Techno Park, Kamis (7/5/2015) (Nurul Kusumawardani)

Sementara dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), menampilkan beberapa hasil dari sains dan teknologinya dari masing-masing bidang di antaranya bidang bioteknologi, bidang UPT Balai Informasi Teknologi, Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi, dan Pusat Penelitian Informatika.

Untuk bidang bioteknologi, LIPI menampilkan hasil pengembangan seperti pupuk organik hayati, probiotik untuk sapi perah dan potong, kapsul spirulina, biomassa kering spirulina, jamur merang, dan berbagai jenis padi. Sedangkan untuk UPT Balai Informasi Teknologi yang memiliki tugas melaksanakan pengembangan, pelayanan informasi teknologi kepustakaan bidang teknologi seperti multimedia, pembuatan film animasi 3D, profil perusahaan berbasis multimedia, dan layanan multimedia online.

Itulah beberapa lembaga yang menampilkan hasil sains atau pun teknologinya untuk program pengembangan 100 taman dan teknologi di Indonesia.