Menu Sarapan Tradisional Khas Solo

By , Sabtu, 9 Mei 2015 | 09:00 WIB

Bila Sahabat sedang berkunjung di kota Solo, pastinya jangan melewatkan kesempatan untuk berwisata kuliner di Pasar Gede. Terlebih lagi bila mengunjunginya di pagi hari, sepanjang pintu masuk pasar hingga masuk ke dalam telah berjajar rapi para pedagang yang menjajakan berbagai kudapan yang menebar aroma harum seolah memanggil untuk segera dilahap.

Pecel Ndeso

Sebelum melangkah ke pintu masuk Pasar Gede, berjalanlah ke kiri menuju parkir becak dan sepeda, tak jauh dari sana Sahabat akan melihat antrean yang lebih terlihat seperti kerumunan orang yang menghambat jalan. Mereka yang berkerumun tak lain antre untuk membeli pecel ndeso. Nasi merah, sayuran hijau atau pahitan (orang Solo menyebutnya), gembrot atau bongko sebagai lauk, dan tak lupa kerupuk legendar atau karak. Satu hal yang tak boleh dilupakan saat melahap pecel adalah sambal kacangnya. Sarapan tradisional ini bisa Sahabat nikmati hanya dengan Rp 4.000 rupiah.

Cabuk Rambak

Cabuk rambak biasanya dijajakan di pasar ataupun dibawa keliling tiap kampung menggunakan alat gendongan tradisional. (Sekar Rarasati)

10 meter dari pintu masuk, Sahabat akan melihat seorang perempuan yang duduk di samping gendongan sedang asyik mengiris ketupat untuk disajikan di atas daun pisang bersama dengan sambal wijen dan kerupuk legendar. Makanan khas yang satu ini adalah cabuk rambak. Jauh dari makna cabuk yang sesungguhnya, kudapan tradisional ini memiliki rasa yang unik di setiap lembar ketupat yang dikombinasikan dengan bumbu wijen. Jangan khawatir bila Sahabat terjangkit rasa candu, karena untuk mendapatkan satu porsi cabuk rambak tidak perlu merogoh kantong terlalu dalam, cukup dengan Rp 2.500

Brambang Asem

Daun ubi jalar, tempe gembus, dan bumbu cabai dan gula merah mampu menggoyang lidah hanya dengan Rp 3.000 (Sekar Rarasati)

Sahabat hobi makan pedas? Rasanya belum tuntas bila melewatkan brambang asem. Satu porsi brambang asem menyajikan dua potong tempe gembus dan seikat daun ubi jalar rebus yang disiram oleh sambal gula merah. Seporsi jajanan sehat yang dihargai Rp 3.000 ini cukup membuat kita berkeringat.

Lenjongan

Usai menikmati brambang asem, beloklah ke kiri, dan Sahabat akan menemukan jajaran bakul yang menjajakan lenjongan. Isi dari lenjongan adalah makanan kecil berbahan dasar ketan yang diolah dalam beragam variasi. Sahabat bisa pilih sesuai selera, tingkat kemanisannya pun bisa disesuaikan dengan opsi gula putih atau gula merah. Tak lupa sebagai pelengkap, hasil kelapa yang diparut juga dibubuhkan di atasnya. Rogoh kocek Rp 3.000 Sahabat bisa mencicip makanan pencuci mulut ini.

Dawet Telasih

Sudah puas memanjakan lidah dan mengisi perut dengan kudapan tradisional, kini saatnya menutup dengan minuman tradisional khas Solo, Dawet Telasih. Cendol, tape, telasih, dan olahan air santan gula jawa ini akan menutup wisata kuliner pagi hari dengan sempurna. Dan sekali lagi, tak perlu merogoh kocek terlalu dalam, cukup Rp 5.000 Sahabat bisa menikmati kesegaran es Dawet Telasih.

Cukup mengelurkan biaya tak lebih dari Rp 20.000, Sahabat bisa menikmati sarapan pagi dengan menu tradisional khas Solo. Tunggu apa lagi, siapkan waktu untuk menjelajah kota Solo.