Mengenal Si Bumi Super

By , Senin, 11 Mei 2015 | 19:50 WIB

Pemodelan yang dilakukan Sean Raymond, dari Laboratoire d’Astrophysique de Bordeaux, Perancis menunjukan kalau planet gas raksasa seperti Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus lebih cepat terbentuk. Model Grand Tack aka Taktik Akbar yang ia gunakan menunjukan kalau di masa lalu Jupiter bermigrasi lebih dekat ke Matahari sampai di area orbit Mars sebelum bergerak mundur ke lokasinya sekarang.

Dalam model Taktik Akbar, di masa awal pembentukan Tata Surya, Jupiter yang bermigrasi bertindak seperti sekop gravitasi yang mendorong setengah materi debu dan batuan di depannya dan menghamburkan sisa materi di belakangnya. Perjalanan Jupiter nan unik ini yang menyebabkan hanya ada sedikit materi di orbit Mars untuk membentuk planet merah tersebut. Dan ketika Jupiter bergerak mundur ke bagian luar garis beku, ia kembali menjadi sekop yang melontarkan asteroid es dan puing-puing lainnya ke bagian dalam Tata Surya. Diduga pergerakan Jupiter inilah yang menghantarkan air ke Bumi dan planet lainnya.

Kunjungan Jupiter ke bagian dalam Tata Surya menjadi penyebab mengapa Bumi tidak memiliki sepupu seperti bumi super. Dari pemodelan, planet gas raksasa seperti Jupiter inilah yang menghalangi migrasi planet Bumi super untuk bermigrasi ke dekat bintang. Dalam hal Tata Surya, jika bukan karena Jupiter, planet Uranus, Neptunus dan bahkan Saturnus bisa bermigrasi ke dekat Matahari dan berakhir sebagai planet Bumi super.

!break!

Lagi – Lagi Jupiter

Pemodelan lainnya dan yang terbaru dilakukan oleh  Konstantin Batygin, astronom dari Caltech dan Gregory Laughlin dari UC Santa Cruz. Hasil perhitungan dan simulasi keduanya memberikan gambaran kemungkinan lain bagi sejarah Tata Surya, khususnya mengapa planet kebumian memiliki massa yang lebih rendah dibanding planet yang mengitari bintang lain serupa Matahari.

Hasil simulasi menunjukan Tata Surya pernah memiliki planet Bumi super sebagai planet generasi pertama yang terbentuk di sistem yang mengeliling Matahari ini.  Sebelum planet Merkurius, Venus, Bumi dan Mars terbentuk, area bagian dalam Tata Surya pernah dihuni oleh sejumlah planet Bumi super.  Planet-planet Bumi super ini tidak bertahan lama, hancur dan runtuh ke Matahari miliaran tahun lalu ketika Jupiter masih rajin mondar mandir ke area dekat matahari dan kemudian menjauh ke area luar.

Model yang dibangun oleh Batygin dan Laughlin juga menggabungkan skenario Taktik Akbar yang juga digunakan oleh Sean Raymond. Dalam pemodelan ini, planet Bumi super diyakini sebagai planet generasi pertama yang terbentuk di sekitar Matahari. Dan Jupiter lagi-lagi menjadi penyebab utama menghilangnya Bumi super dan berkurangnya materi pembentuk planet kebumian.

Ketika Tata Surya baru terbentuk, selama beberapa juta tahun Jupiter sangatlah masif dan terus menerus bermigrasi menuju Matahari dan kemudian mundur ke area yang dingin.  Selama perjalanan migrasinya, pengaruh gravitasi dari Jupiter menarik semua planetesimal yang berpapasan dengannya dan membawa mereka menuju Matahari. Interaksi gravitasi antara Jupiter dan planetesimal tersebut menyebabkan orbit planetesimal menjadi sangat lonjong. Implikasinya, terjadi tabrakan antara planetesimal dengan obyek lain setidaknya sekali dalam 200 tahun.

Perjalanan migrasi Jupiter inilah yang menjadi awal dari kehancuran planet Bumi super. Simulasi untuk mengetahui nasib planet Bumi super di masa Jupiter bermigrasi menunjukan planet Bumi super tidak akan bertahan. Ketika Jupiter bermigrasi, planetesimal-planetesimal yang orbitnya sudah berubah tersebut akan menggiring Bumi super yang ada dalam sistem menuju Matahari dan hancur dalam periode 20000 tahun.

Proses kehancuran itu hanya akan menyisakan 10 % materi yang kemudian membentuk Merkurius, Venus, Bumi dan Mars.