Studi Baru: Lebih Banyak Duduk Memiliki Kaitan dengan Kesehatan Mental

By Maria Gabrielle, Jumat, 12 November 2021 | 14:00 WIB
Para ahli melihat bagaimana aktivitas fisik dan perilaku yang dilakukan sambil duduk berhubungan dengan kesehatan mental. (Pixabay)

Nationalgeographic.co.id—Pandemi COVID-19 membuat kehidupan manusia mengalami perubahan. Beragam aktivitas seperti bekerja, belajar hingga olahraga dilakukan dari rumah. Masyarakat juga diimbau untuk mengurangi bepergian guna menekan jumlah penyebaran virus.

Dilansir dari Science Daily, berdasarkan penelitian baru-baru ini ditemukan bahwa orang-orang yang menghabiskan banyak waktunya dengan duduk antara bulan April dan Juni 2020 cenderung memiliki gelaja depresi yang lebih tinggi. Penyelidikan lebih dalam ke asosiasi ini dapat berperan untuk membantu manusia meningkatkan kesehatan mental mereka.

“Duduk adalah perilaku licik. Itu adalah sesuatu yang kita lakukan sepanjang waktu tanpa memikirkannya,” ujar Jacob Meyer, asisten profesor kinesiologo di Iowa State University (ISU) kepada Science Daily.

Selaku direktur Wellbeing and Exercise Laboratory di ISU, Jacob Meyer dan tim melihat bagaimana aktivitas fisik dan perilaku yang dilakukan sambil duduk berhubungan dengan kesehatan mental serta bagaimana perubahan tersebut memengaruhi cara orang berpikir, merasakan dan memandang dunia. Untuk mendapatkan gambaran tentang perubahan tersebut, Jacob Meyer dan tim peneliti menerima lebih dari 3.000 tanggapan survei peserta studi dari 50 negara bagian dan Distrik Kolombia.

Halaman berikutnya...