Solar Impulse Akan Terbang Non-Stop

By , Selasa, 26 Mei 2015 | 13:45 WIB

Setelah sukses mencapai Cina dari Uni Emirat Arab, pesawat tenaga surya Solar Impulse akan menghadapi tantangan terbesar dalam misi keliling dunia, yaitu terbang non-stop dari Nanjing di Cina sampai Hawaii di Samudera Pasifik.

Bagi sebuah pesawat yang mengangkut ratusan penumpang, rute berjarak 8.000 kilometer itu dapat ditempuh dalam sekitar 10 jam. Tapi untuk sebuah pesawat eksperimental bertenaga surya, perjalanan tersebut bisa memakan waktu 5-6 hari.

Lalu, karena meluncur tanpa bahan bakar fosil, penerbangan itu perlu cuaca yang ramah. Guna memastikannya, tim Solar Impulse masih tertahan di Nanjing demi menunggu kesempatan yang tepat.Pebisnis dan insinyur asal Swiss, Andre Borschberg, akan memegang kendali. Dia sangat yakin dengan teknologi pesawat itu, namun dia juga menyadari sulitnya misi yang akan ditempuhnya.

"Pada akhirnya ini juga akan menjadi tentang saya; ini akan menjadi perjalanan ke dalam diri saya," katanya kepada BBC. "Ini akan menjadi penemuan mengenai perasaan saya dan bagaimana saya menjaga diri saya selama penerbangan lima atau enam hari," sambungnya.Borschberg akan duduk pada kursinya selama perjalanan itu, dalam kokpit yang besarnya tidak lebih dari bilik telepon.

Dia boleh tidur selama sekitar 20 menit dan akan melakukan yoga untuk menyegarkan tubuhnya. Dia diharuskan siap untuk bereaksi dengan cepat.

!break!

Cuaca

Walau Solar Impulse memiliki rentang sayap lebih dari 70 meter, beratnya hanya beberapa ton. Bila si pilot berhadapan dengan turbulensi, dia harus mengatasinya dengan semua ilmu dan pengalamannya selama 40 tahun terbang.

Setiap langkah perjalanan itu akan diawasi dari ruang kendali proyek itu di Monako.Bisa jadi kelompok pendukung yang menghadapi tekanan terbesar adalah tim ahli meteorologi. Mereka harus menemukan rentang waktu yang tepat dengan kondisi cuaca yang pas di lautan Pasifik.

Para peneliti cuaca kini memiliki keahlian untuk melihat cuaca 24 jam ke depan, namun semakin jauh jarak yang diteliti, semakin banyak pula ketidakpastiannya.Musuh terbesar dalam hal ini adalah awan cirrus yang tinggi karena itu akan membatasi jumlah daya yang dapat ditarik pesawat itu dari 17.000 panel suryanya.

Pada saat hari senja, keempat baterai lithium-ion Solar Impulse harus terisi penuh agar pesawat itu dapat bertahan hingga matahari terbit pada pagi hari.

"Ini sangat penting," kata direktur misi ini, Raymond Clerc."Bahkan dengan baterai yang terisi 100%, besok paginya hanya akan tersisa 10% atau 7%. Jadi bila baterai hanya terisi 90% di malam hari, besok paginya akan habis total."

Strategi sangat penting untuk proyek ini. Kelompok simulasi di Monako akan terus memonitor keadaan di depan, menerima laporan cuaca terbaru dan batasan wilayah terbang untuk memberikan prediksi agar pesawat itu dapat terbang di rute ter-optimal.

Rencana dasarnya adalah untuk terbang tinggi hingga 8.500 meter selama pagi hari agar panel surya dapat terisi dengan baik.