Nepal Bersiap Sambut Pelancong Pada Musim Gugur Depan

By , Jumat, 5 Juni 2015 | 11:30 WIB

Nepal berharap dapat menyambut kembali kedatangan wisatawan pada musim pendakian berikutnya di musim gugur. Hal tersebut dilakukan dengan cara pembangunan kembali obyek wisata dan pembukaan jalur pendakian Gunung Everest.

Pasca gempa bumi yang menewaskan lebih dari 9.000 orang, sebagian besar hotel dan restoran tutup. Dengan demikian, angka pariwisata turun secara signifikan dan ribuan pekerja jasa pengangkut barang pendakian tidak bekerja.

"Ini sangat sulit. Gempa bumi berarti musim lebih cepat berakhir dan kami telah meliburkan bulan yang akan datang untuk fokus kepada pembangunan ulang untuk musim depannya," kata Sujan Sijapati, Manajer Operasi Intrepid Travel di Nepal dikutip dari The Telegraph Travel.

Dua rute pendakian, termasuk jalur Langtang, ditutup dan hotel-hotel rusak pada gempa bumi 25 April. Bencana alam terburuk sejak tahun 1934 dan gempa susul pada 12 Mei ini telah menghancurkan hampir 500.000 rumah dan menyisakan korban tanpa makanan dan minuman.

!break!

Foto yang dikirim Azim Afif, salah satu dari lima pendaki asal Universiti Teknologi Malaysia (UTM), menunjukkan kerusakan di base camp Everest setelah guncangan gempa 7,9 SR yang berpusat di Nepal, Sabtu (25/4). (Azim Afif via AP, Kompas.com)

Ada Harapan

Menurut para ahli dan pejabat pariwisata Nepal, efek gempa Gorkha tidak akan sampai jangka panjang. Hal itu menunjukkan masih ada harapan untuk musim depan di Nepal. Kebanyakan jalur pendakian masih utuh dan dapat dibuka kembali pada musim gugur.

Beberapa situs warisan budaya yang rusak di Lembah Kathmandu telah dibuka bulan ini. Berdasarkan Nepali Times yang dikutip The Telegraph Travel, stupa Boudhanath, Budanilkantha, dan Pashupatinath, telah dinyatakan aman.

Sebagian besar hotel sedang dalam proses perbaikan karena tidak mengalami kerusakan struktural.

"Orang-orang bersemangat untuk mengembalikan kunjungan wisatawan. Bukan hanya hotel dan operator, tapi restoran, toko alat-alat pendakian, bahkan mereka yang tinggal jauh dari area pariwisata. Sekarang di sana tidak ada pekerjaan sama sekali," kata Sijapati.

Para pendaki melakukan evakuasi dan pencarian korban longsor di base camp Everest setelah diguncang gempa 7,9 SR yang berpusat di Nepal, Sabtu (25/4). (Azim Afif via AP, Kompas.com)

Sijapati menjelaskan bahwa perusahaan pariwisata di Nepal kebanyakan dimiliki secara pribadi oleh warga lokal. Ia memperkirakan mereka akan melewati periode yang sulit.

"Orang-orang telah mengalami trauma, tetapi Anda tidak dapat menangis sepanjang waktu. Masyarakat dapat bersatu untuk mengatasi krisis nasional. Ada rasa yang kuat dari patriotisme. Hal-hal menjadi lebih baik dan menjadi lebih normal. Sekolah telah dibuka. Masyarakat telah cukup positif. Mereka sudah mulai tertawa dan berpesta dan sukarela untuk membersihkan puing-puing. Ada rasa yang kuat untuk membangun Nepal kembali," katanya.

Program pangan dunia dari Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan bahwa pekan lalu ribuan pekerja telah dikerahkan untuk memberikan bantuan ke daerah paling terpencil. Presiden Asosiasi Pendaki Gunung di Nepal, Ang Tsering Sherpa mengatakan skema tersebut akan terus membantu mata pencaharian masyarakat pegunungan yang menghadapi masalah karena gempa. ia menambahkan bahwa cara yang tepat untuk membantu orang-orang Nepal bukan hanya dengan memberikan uang.

"Datanglah sebagai turis," kata Ang.

!break!

Situasi di kemah induk (base camp) pendakian Gunung Everest setelah terkena longsoran akibat getaran gempa 7,9 Skala Richter (SR) yang berpusat di Nepal, Sabtu (25/4). (Azim Afif via AP, Kompas.com)

Himalaya, Perjalanan Sepanjang Waktu

Penilaian secara independen sedang dilakukan untuk menentukan jalur pendakian yang akan dibuka kembali. Inteprid Travel mengatakan proses tersebut merupakan kerjasama para ahli keselamatan independen, organisasi pemerintah, dan industri lain untuk memulai penilaian infrastruktur di daerah seperti Annapurna.

Sijapati mengatakan bahwa ia bertemu wisatawan di tanah Nepal tampak bersemangat untuk membantu negara yang fokus pada pembangunan kembali.

Inteprid telah meluncurkan kampanye penggalangan dana satu juta poundsterling yang berdasarkan semua keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan perjalanan Nepal pada musim depan. Donasi tersebut akan disumbangkan ke badan amal lokal dan internasional yang menangani perbaikan infrastruktur. Sebuah operator khusus petualangan di Nepal juga melakukan tiga pendakian amal pada musim gugur, termasuk satu perjalanan ke Everest Base Camp.