Beberapa temuan arkeologi di Trowulan, Jawa Timur, seperti makam-makam muslim yang berasal dari abad ke-14 hingga 15 M, ditemukan disana. "Adanya makam putri Campa berangka tahun 1448 M menunjukan adanya pertukaran budaya antara Majapahit dengan Campa," imbuhnya.
Baca Juga: Gobog dan Kepeng yang Populer Jauh Sebelum Berlakunya Rupiah
Tom Pires mencatat, "kebesaran Majapahit sudah beredar di kalangan masyarakat luas kala itu. Mereka menguasai seluruh Jawa dan meluas hingga Maluku, serta menaungi beberapa kerajaan besar di wilayah Barat dan Utara, berkat ketangguhan maritimnya dan penaklukan kota-kota pelabuhan," kutip Asyhadi.
Untuk mengenang kejayaan Majapahit, masyarakat Madura yang terbiasa menciptakan kapal, berupaya membuat replika Jung Java atau kapal raksasa Jawa milik Majapahit. Pembuatannya dimulai dengan upacara dan tradisi makabin lenggi.
"Upacara makabin lenggi adalah ritual lokal untuk menyambung lunas kapal dengan ujung buritan dan haluan, sehingga menjadi satu bagian utuh," pungkasnya.
Melalui serangkaian ritual ini, kapal yang diberi nama 'Spirit of Majapahit' mulai berlayar dari Sumenep, Madura menuju Pelabuhan Marina, Batavia-Jakarta pada 10 Juni 2009. Kemudian, pada 4 Juli 2010, kapal ini dilepas kembali mengarungi lautan lepas, menuju ke Brunei, Filipina, hingga ke Jepang.