Di Balik Kisah Onna-Bugeisha, Samurai Wanita Jepang yang Gigih

By Hanny Nur Fadhilah, Senin, 15 November 2021 | 08:12 WIB
Sebelum abad ke 12, tugas untuk melindungi rumah, dan keluarga selalu jatuh ke tangan perempuan yang dikenal dengan nama Onna-Bugeisha. (Arkeonews)

 

Nationalgeographic.co.id—Jauh sebelum dunia mulai menganggap prajurit Samurai sebagai laki-laki, rupanya ada juga samurai perempuan. Samurai wanita ini sama-sama kuat, berbahaya, dan sama mematikannya dengan rekan-rekan pria mereka.

Samurai wanita dikenal sebagai Onna-Bugeisha (artinya seniman bela diri wanita). Mereka berlatih bela diri dan manuver menyerang seperti laki-laki. Mereka menggunakan senjata yang dibuat khusus untuk wanita, yang bernama Naginata. Mereka bertempur bersama samurai laki-laki selama bertahun-tahun, memegang standar yang sama, dan diharuskan melakukan tugas yang sama. 

Samurai Wanita Pertama “Permaisuri Jingu”

Salah satu prajurit samurai wanita pertama adalah Permaisuri Jingu. Jingu secara pribadi mengatur dan melakukan pertempuran yang mengakibatkan penaklukan Korea pada tahun 200 M. Ada pengecualian untuk wanita seperti Jingu, terlepas dari kepercayaan konvensional yang berlaku bahwa wanita adalah yang kedua setelah pria dan menginginkan pekerjaan sebagai penjaga rumah. Wanita yang kuat dan mandiri didorong untuk bertempur bersama samurai pria. Setelah Permaisuri Jingu membuka jalan, Onna-Bugeisha lainnya naik pangkat.

Halaman berikutnnya...