Peka perasaan
Pepper bisa mengingat wajah dan diprogram untuk mengenali perasaan manusia.
“Dia tampak luar biasa, dan saya pikir mampu menyampaikan gerakan seperti manusia – namun fitur pendeteksian emosi manusia mungkin agak mengada-ada,” kata Sharkey.
“Saya juga merasa mereka memiliki estimasi berlebihan mengenai fungsi bicara juga. Percakapan dengan Pepper terasa sepihak, dan dia menanyakan terlalu banyak pertanyaan,” tambahnya.
Robot yang memiliki lebih dari 20 motor penggerak dan lengan-lengan dengan fungsi canggih itu dipasarkan sebagai robot rumah tangga, mampu membantu lansia atau sebuah keluarga.
Namun Sharkey tidak yakin robot itu akan laku di kalangan konsumen.
“Dia dikatakan bisa menjadi asisten, namun dia tidak bisa mengangkat apapun, jadi dia hanyalah sebuah pendamping dengan keterbatasan,” katanya.
Jumlah warga lanjut usia di Jepang kian meningkat dan pemerintah Jepang berniat menggunakan teknologi untuk menopang sektor kesehatan yang semakin terbebani.
Sumber: BBC Indonesia