Kontroversi Lelang Triceratops Big John, Pantaskah Di Tangan Kolektor?

By Fikri Muhammad, Rabu, 17 November 2021 | 11:00 WIB
Juru lelang Alexandre Giquello mengawasi pelelangan fosil Triceratops yang dikenal sebagai 'Big John'. (MICHEL STOUPAK)

Fakta bahwa Big John memiliki tengkorak yang terbesar diantara Triceratops "pada dasarnya tidak ada gunanya," kata Iacopo Briano, pemilik galeri dan ahli lelang sejarah alam yang bekerja dengan Binoche et Giquello untuk mempromosikan penjualan Big John.

"Apa yang menambah ilmu pengetahuan atau pengetahuan kita tentang dinosaurus?" Tetapi sebagai nilai jual bagi kolektor pribadi, ia menambahkan di laman National Geographic UK, "ini adalah pengubah permainan."

Big John adalah salah satu dari lebih 100 fosil Triceratops yang diketahui, salah satu dinosaurus paling umum yang ditemukan di Formasi Hell Creek Amerika Utara bagian barat. 

Di Amerika Serikat, hanya peneliti dengan izin pemerintah yang dapat mengumpulkan fosil di jutaan hektar tanah federal dan sisa-sisa ini harus disimpan dalam kepercayaan publik di lembaga-lembaga seperti museum. Namun, fosil yang ditemukan di tanah pribadi, termasuk Big John, adalah milik pemilik tanah dan dapat dibeli dan dijual secara legal.

Baca Juga: Penjualan Big John, Dinosaurus Triceratops Terbesar, Cetak Rekor Eropa

'Big John' ditemukan di South Dakota pada tahun 2014. (Christophe ARCHAMBAULT )

AS adalah salah satu dari sedikit negara yang mengizinkan perdagangan semacam ini. Di Alberta, Kanada, misalnya, fosil yang ditemukan tidak dapat diekspor menurut undang-undang tahun 1970-an, menetapkan fosil sebagai bagian dari warisan alam Alberta. Negara-negara lainnya seperti Brasil, Tiongkok, dan Mongolia memiliki undang-undang serupam meskipun pasar gelap masih ada.

Ahli paleontologi akademis memiliki berbagai pandangan tentang perdagangan fosil yang legal, mulai dari penerimaan yang enggan hingga pertentangan yang teguh. Ahli paleontologi University of Calgary, Jessica Theodor, menghawatirkan bahwa lelang mengubah fosil menjadi barang koleksi mewah dan selanjutnya melegitimasi perdagangan fosil global.

"Saya mengerti keinginan untuk melihat fosil, memiliki fosil... Setiap anak yang pernah ingin menjadi ahli paleontologi menginginkan itu," katanya. "Tetapi kenyataannya adalah, mereka tidak terbatas. Kami ingin belajar sebanyak mungkin dari mereka, dan cara melakukannya adalah dengan menempatkannya di museum di mana semua orang dapat melihatnya dan semua orang dapat mempelajarinya."

Baca Juga: Protein Dinosaurus Berusia 195 Juta Tahun Ditemukan, Ini Penampakannya