Andai Dunia Saling Bertoleransi, Tak Ada Bencana Nuklir yang Terjadi!

By Galih Pranata, Selasa, 16 November 2021 | 13:00 WIB
Suatu adegan dalam 'Hiroshima', film Jepang yang diproduksi oleh Serikat Guru Jepang dan disutradarai oleh Hideo Sekigawa, dirilis pada 1953. Pada 1955, ia memenangi Penghargaan Film Fitur Festival Film Internasional Berlin ke-5. Pesannya, saling menghormati antarmanusia akan meniadakan bencana ini terulang kembali. (Hiroshima Peace Media)

Nationalgeographic.co.id—Betapa mengerikannya melihat ribuan hingga jutaan jiwa di dunia terimbas pada bencana nuklir, korban keegoisan para penguasa. Perang nuklir membuat banyak dampak mengerikan, penyakit hingga korban tewas.

Beberapa ahli menyebut bahwa adanya sikap menentang untuk bertoleransi, akan berakibat pada perpecahan hingga konflik.

"Dua negara yang berseteru akibat rasa egois dalam memenuhi kepentingan politiknya, merupakan bagian dari konflik yang terjadi akibat menentang toleransi koeksistensi," ungkap Rawls dalam konsepsinya.

John Rawls kepada JSTOR, menulis dalam jurnalnya berjudul The Idea of an Overlapping Consensus, dipublikasi oleh Oxford University Press, pada tahun 1987. Ia mengungkapkan beberapa konsepnya tentang toleransi. 

"Toleransi koeksistensi bukan tentang satu otoritas atau mayoritas dalam kaitannya dengan minoritas (sebagaimana pandangan umum), tetapi salah satu kelompok yang kira-kira setara dalam kekuasaannya," tambahnya.