Kabut menggantung rendah saat kami memasuki Bajawa, ibu kota Kabupaten Ngada. Dua gunung berapi menjulang di kiri dan kanan, Inerie kebanggaan Ngada serta Ebulobo andalan Nagekeo. Meski jingga sore itu hanya berpendar samar, tak urung kami berhamburan keluar saat mobil menepi. Siapa sanggup melawan mantra mentari terbenam di punggung Ebulobo?
Syahdan, Ebulobo adalah seorang pemuda yang mencintai Inerie akan tetapi pujaannya lebih memilih pemuda lain bernama Masih. Tidak ada tempat yang lebih dramatis untuk mendengarkan kisah kasih tak sampai ini selain Bukit Wolobobo. Di antara ilalang tinggi yang membentuk sabana kecil di puncak bukit, saya berdiri sangat dekat dengan Gunung Inerie dan melihat jelas Batu Jaramasih (kuda milik Masih).
Pemandangan ini terbingkai rimbun pepohonan yang tumbuh subur dan lautan biru di kejauhan. Sementara Ebulobo berada di sisi bukit lainnya, seolah tersingkir dari kehidupan dua sejoli itu.
Kisah pilu tersebut hanyalah satu dari sekian legenda tentang Ibu Agung Inerie. Apa pun kisahnya, Inerie adalah gunung penghias imaji setiap kanak-kanak saat menggambar – bentuknya segitiga dengan ujung nyaris runcing sempurna.!break!
Saat trekking ringan ke puncak Wolobobo, saya menyaksikan fenomena langka yang tidak saya mengerti hingga kini. Matahari terbit dari balik lokasi yang sama dengan terbenam kemarin – punggung Ebulobo! Well, setidaknya itu yang terlihat oleh mata awam saya yang – tentu saja – bukan ahli astronomi. Semesta sontak terbangun oleh cahaya jingga yang sangat berkilauan pagi itu.
Pagi itu pula saya berkenalan dengan Mama Maria yang sedang menenun di teras rumahnya di Bena. Nama Bena cukup masyhur di kalangan pejalan domestik maupun asing berkat jejak Megalitikum yang berpadu selaras dengan ajaran Katolik. Desa adat ini tidak seberapa luas namun tertata apik. Rumah tradisional dibangun rapat di atas tanah bertingkat memagari altar batu di tengahnya. Goa Maria adalah titik terbaik untuk menikmati kebersahajaan Bena dari ketinggian.
Kain Ikat yang dipajang di teras rumah sesekali melambai tertiup angin, memikat siapa saja yang lewat. Binar mata dan jabat hangat Mama Maria saat menyambut kami merupakan sebuah pengalaman yang akan selalu saya kenang.!break!
Nikmatnya kopi Bajawa