Berkereta ke Nirwana "Down Under"

By , Selasa, 30 Juni 2015 | 11:30 WIB

*) Artikel ini dipersembahkan oleh Wego.

Berjalan-jalanlah dengan kereta api. Saat bepergian dengan kereta api, kita dapat merasakan sejumlah kualitas interaksi yang tidak mungkin didapatkan apabila kita menggunakan pesawat terbang. Di stasiun, kita dapat menyentuh badan kereta. Kita juga dapat melakukan percakapan dengan sesama penumpang dan menikmati romansa berkereta—yang tak mungkin dirasakan oleh mereka yang terbang di ketinggian 10.000 meter di atas permukaan laut.

Ketika berada di Australia, cobalah berkelana dengan kereta api. Perjalanan dengan moda transportasi di atas bantalan rel ini menawarkan kisah penjelajahan terasyik seantero jagat. Betapa tidak, kita akan membelah benua paling selatan itu, mulai dari bagian selatan hingga terus ke utara. Perjalanan kita semakin lengkap, ketika kereta berhenti, kita dapat menjelajahi beragam kota pedalaman termasyhur (Alice Springs dan Katherine) dalam suatu tur yang mengasyikkan.

Ada beberapa pilihan kota yang bisa menjadi titik awal perjalanan Anda. Tentu saja, berbagai penawaran terbang ke kota-kota tersebut bisa didapatkan dengan mudah. Australia, bukanlah tempat yang sulit untuk dijangkau.

Perjalanan membelah bagian tengah Benua Australia yang ditandai dengan perjalanan perdana pada 3 Februari 2004 ini, disebut rute The Ghan. Rute kereta api yang menempuh daratan sepanjang 2.979 kilometer dalam tiga hari itu berawal dari stasiun kereta di kota modern Adelaide, Australia Selatan, dan berakhir di Stasiun Kereta Api Darwin di Negara Bagian Northern Territory.

Warga Australia telah menantikan perjalanan kereta yang menyambungkan selatan - utara ini selama lebih dari seabad. Tepatnya, pemerintah federal membutuhkan waktu 126 tahun untuk merampungkan jalur kereta yang menghubungkan Adelaide - Darwin. Dalam pembangunannya, para pekerja menghadapi tantangan dari bentangan alam yang mungkin jadi yang paling kering, terpanas, dan paling sepi seantero jagat.

Rute kereta api yang menempuh daratan sepanjang 2.979 kilometer dalam tiga hari itu berawal dari stasiun kereta di kota modern Adelaide, Australia Selatan, dan berakhir di Stasiun Kereta Api Darwin di Negara Bagian Northern Territory. (Tourism Australia)

Ide awal dari salah satu rute paling seru sejagat ini sesungguhnya bermula dari gagasan yang tercetus pada penghujung 1870-an. Ketika itu, sebuah koloni kecil di Adelaide begitu berhasrat untuk mengawali laju ekonomi di daerah itu. Mereka telah menetapkan rute perdagangan yang lebih baik hingga jauh ke wilayah utara. Hasrat itu kian meletup lantaran Amerika Serikat telah merampungkan jalur kereta api yang melintasi daratan dari timur ke barat pada 1869.

Ide itu tampaknya sederhana. Akan tetapi, perjalanan tadi harus melewati bukit batu dan deretan gunung, semak belukar nan lebat serta gurun pasir berbatu—yang beberapa bagiannya berubah menjadi rawa-rawa atau aliran air yang deras begitu hujan selesai. Pada 1862, penjelajah John Stuart akhirnya mampu menembus medan berat itu setelah melalui upaya yang ketiga.

Penduduk Adelaide tak patah semangat—sekalipun menghadapi beragam kendala itu. Tahun 1878, mereka mulai memasang rel di Port Augusta. Pemasangan rel memanfaatkan jalur Orang Aborigin dengan melewati Pegunungan Flinders.

Pada masa awal kereta berjalan, Orang Aborigin yang bermukim di wilayah terpencil kerap was-was, bahkan ada yang ketakutan. Beberapa di antara mereka berpikir bahwa kereta api adalah "seekor ular iblis raksasa" yang telah menelan orang (penumpang) hidup-hidup!

The Ghan merupakan singkatan dari The Afghan Express. Memang, tak ada yang dapat memastikan bagaimana kisah kereta api itu disematkan kata "Afghanistan", negeri asal penuntun unta. (Tourism Australia)

Proyek pembangunan kereta api sempat terhenti. Usai 13 tahun bekerja keras, pembangunan rel tidak mampu mencapai kota Alice Springs. Para penduduk Adelaide kehabisan dana, padahal tinggal 470 kilometer lagi ke kota itu. Pada 1911, pemerintah federal mengambil alih pembangunan rel dan jalur itu diteruskan hingga ke Alice Springs. Tetapi, pemerintah memutuskan rencana jalur rel Alice Springs - Darwin sejauh 1.420 kilometer ditangguhkan.

Penduduk kota Alice Springs sempat terheran-heran saat menyambut kedatangan kereta api The Ghan pertama kalinya di kota mereka pada 1929. Apa pasal? Mereka tidak menyangka ada kereta yang dilengkapi dengan gerbong makan dan kamar mandi nan mewah. Ketika itu, bak mandi dalam sebuah kereta melambangkan suatu kemewahan—bukan hanya kenyamanan. Perjalanan kereta hingga Alice Springs ini bertahan hingga tahun 1997.

Sejak 2004, perjalanan kereta tak lagi berakhir di Alice Springs. Kita telah dapat menikmati perjalanan utuh dari selatan ke utara yang mengasyikkan. Pemerintah Australia menyebutkan proyek yang menuntaskan jaringan kereta itu sebagai proyek infrastruktur terbesar di Australia.