Burung dari Zaman Purba

By , Senin, 13 Juli 2015 | 09:00 WIB

Dulu, hidup jenis burung dengan ujung ekor serupa pita dan panah yang berhabitat di superkontinen Gondwana, persisnya di sebelah utara Hemisphere.

Superkontinen Gondwana dulunya mencakup wilayah Afrika, Antartika, Australia, India dan Amerika Selatan.

Penemuan itu terungkap oleh peneliti di tahun 2011, saat mereka menemukan fosil burung berumur 115 juta tahun di sebelah utara Hemisphere tersebut. Namun kini, penemuan baru menunjukkan bahwa burung-burung purba itu juga tinggal di selatan Hemisphere, sehingga membuka teori baru perihal evolusi burung.

Bagaimanakah rupa burung purba tersebut?

Berekor kembar

Ilustrasi burung purba dengan ekor panah. (Deverson Pepi, via sciencespacerobots)

Pada suatu fosil yang ditemukan di Araripe Basin, Brazilia, terlihat bahwa burung dengan ekor kembar itu hanya berukuran 14 sentimeter. Burung itu kemudian diidentifikasi berasal dari era Cretaceous.

Burung yang kerap bersantai di dahan pohon

Gambaran burung purba yang duduk bersantai di atas dahan pohon. (Gabriel Lio)

Peneliti percaya bahawa burung yang hidup sekitar 115 juta tahun lalu ini masuk ke dalam kelompok Enantiornithes, yakni kelompok burung yang hidup berdampingan dengan dinosaurus di masanya. Fosil burung ini ditemukan di sebelah timur laut Brazil.

Temuan fosilnya yang menghebohkan

Fosil burung purba yang ditemukan peneliti. (Ismar de Souza Carvalho)

Di tahun 2011, peneliti menemukan fosil pertama dari burung yang diduga sebagai burung paling tua yang pernah ditemukan tersebut. Bahkan dari fosilnya pun, ekor panah kembarnya terpeta dengan jelas.