Ngeri, Jamur Ini Membius Lalat Jantan untuk Mengawini Mayat Betina

By Wawan Setiawan, Sabtu, 27 November 2021 | 07:00 WIB
Mengapa lalat jantan kawin dengan betina yang sudah mati? Spesies jamur membuat mereka melakukannya. (A. Naundrup dkk.)

Nationalgeographic.co.id - Temuan menarik dari spesies jamur yang dapat mengendalikan pikiran lalat jantan untuk mengawini lalat betina yang mati, menjadi hal yang paling menakutkan bagi para peneliti yang awalnya terkejut dengan perilaku lalat jantan tersebut.

Jamur yang kini dikenal sebagai jamur patogen bernama Entomophthora muscae ini diketahui seringnya menginfeksi lalat rumah (Musca domestica). Setelah ia menginfeksi tubuh lalat, kemudian ia akan mengendalikan pikiran lalat lainnya, sebelum pada akhirnya ia akan memakan tubuh lalat yang terinfeksi tersebut dari dalam hingga ke luar, ini merupakan strategi reproduksinya yang mengerikan.

Sebagai grand finale proses perkembangbiakan jamur ini berujung pada spora, yang menyodok dari mayat lalat betina yang terinfeksi dengan mengeluarkan aroma pemikat untuk menggoda lalat jantan agar mengawini mayat lalat betina tersebut, sehingga ia pun akan ikut terinfeksi dan membawanya untuk menularkan kepada lalat-lalat lainnya.

Lalat terbang Melanostoma betina yang terinfeksi Entomophthora muscae. (Wikipedia)

"Kami sangat ingin tahu tentang perilaku aneh ini, karena jelas tampak berbahaya bagi jantan yang bersanggama untuk melakukan kontak intim dengan mayat yang secara aktif mengeluarkan konidia (spora) menular," kata Hansen, peneliti yang mempelajari lalat ini seperti dilansir oleh Live Science.

Saat jamur patogen Entomophthora muscae menginfeksi lalat rumah, ia akan memanipulasi perilaku mereka, memaksa lalat untuk memanjat ke permukaan yang lebih tinggi, seperti batang atau ranting tanaman yang tinggi. 'Zombie terbang' ini kemudian menempel dan mati di sana dengan sayap terentang, untuk menyebarkan spora jamur yang tumbuh dari tubuh mereka dengan lebih baik.

Namun bagi lalat betina, kengerian tidak berakhir dengan kematian mereka saja. Jamur ini juga akan mengeluarkan bahan kimia yang menyerupai seperti yang dihasilkan oleh betina ketika mereka siap untuk kawin. Aroma seksi itu dianggap sangat kuat, karena dapat menarik jantan yang sehat dan mendorong mereka untuk menaiki betina yang sudah mati; sang jantan pada gilirannya menjadi terinfeksi dan terbang untuk menyebarkan spora jamur di antara teman dan tetangga mereka.

Baca Juga: Apa yang Sebenarnya Lalat Lakukan Saat Hinggap di Makanan Kita?

Para ilmuwan yang mempelajari jamur ini dan pengaruhnya pada inang lalat rumah sebelumnya terkejut melihat bahwa lalat jantan yang sehat di laboratorium sangat tertarik untuk kawin dengan betina yang mati dan terinfeksi, kata Andreas Naundrup Hansen, seorang peneliti mikrobiologi di University of Copenhagen dan memimpin penulis studi baru tentang aspek infeksi jamur yang sebelumnya tidak diketahui ini.

Spora jamur menginfeksi lalat rumah dengan menumpang pada kerangka luar lalat, ia lalu berkecambah dan kemudian menembus kutikula luar lalat yang keras.

"Jamur kemudian mulai tumbuh di dalam hemocoel—aliran darah—lalat, menyerap nutrisi dari tubuh lalat saat tumbuh,” tutur Hansen.

Lalat yang terinfeksi mati sekitar lima sampai delapan hari kemudian, dan spora muncul dari serangga yang mati kira-kira dua jam setelah kematiannya.

Ketika para peneliti melakukan uji coba menaruh lalat jantan dengan bermacam-macam mayat betina—beberapa yang terinfeksi jamur dan beberapa yang tidak—mereka menemukan bahwa jantan lebih sering mencoba kawin dengan mayat yang terinfeksi. Tentu saja hal ini menunjukkan bahwa sesuatu yang berhubungan dengan jamur membuat mayat ini menjadi lebih memikat.

Siklus hidup Entomophthora muscae menginfeksi lalat muskoid. Awal infeksi (1, atas). Perkecambahan konidia primer infeksius berinti banyak pada beberapa lokasi pada permukaan inang, menghasilkan hifa dan konidium sekunder (A) atau konidia sekunder multipel (B). Lalat yang terinfeksi dalam tahap inku (Bradley Mullens, Max Badgley, Andrii Gryganskyi; Danni Wei/UC Riverside)

Pada akhirnya, ketika ilmuwan melakukan analisis tanda kimia yang dihasilkan oleh betina yang mati, terungkap bahwa ada peran serta campuran beberapa senyawa yang menurut penelitian tidak dapat ditolak oleh para pejantan. Dua senyawa yang ditemukan dalam aroma lalat mati ini adalah etil oktanoat dan sekelompok bahan kimia yang dikenal sebagai seskuiterpen, yang keduanya dikenal karena kemampuannya memikat serangga. Meskipun spora muncul dari tubuh betina hanya beberapa jam setelah serangga mati, mayat tersebut paling menarik bagi jantan selama tahap akhir produksi spora, kira-kira 25 hingga 30 jam setelah kematiannya.

Baca Juga: Ahli Biologi Singkap Dua Spesies Jamur Ini Membuat Lalat Jadi Zombie

Mengapa hal ini bisa terjadi? Salah satu penjelasan yang mungkin untuk kombinasi manipulasi perilaku dan mimikri seksual E. muscae ini adalah bahwa menarik inang lalat rumah jantan bisa menjadi sangat penting bagi penyebaran jamur karena itu adalah spesies patogen spesifik yang hanya menginfeksi lalat rumah.

"Ketika akses ke inang baru terbatas, sangat penting bagi jamur untuk memastikan penularan ke inang baru lainnya yang cocok dari spesies yang tepat," kata Hansen.

Temuan Hansen tentang jamur patogen yang memengaruhi perilaku lalat jantan tersebut telah dipublikasikan dengan judul A pathogenic fungus uses volatiles to entice male flies into fatal matings with infected female cadavers pada 22 Oktober 2021 di server pracetak bioRxiv dan masih dalam proses peer review.