Sosrowijayan, Kampung Favorit Para <i>Backpacker</i> di Yogyakarta

By , Minggu, 5 Juli 2015 | 15:40 WIB

Satu rombongan yang berisikan empat wisatawan mancanegara tampak keluar dari salah satu gang kecil yang ada di kawasan Sosrowijayan Yogyakarta. Para wisatawan asing tersebut tidaklah hanya sekadar berkeliling di kawasan tersebut, mereka bermalam di satu penginapan di daerah Sosrowijayan.

Andrew (27), satu di antara wisatawan tersebut mengatakan, sengaja memilih kawasan Sosrowijayan untuk menginap karena alasan harga yang murah dan dekat dengan pusat kota Yogyakarta.

"Saya tahu wilayah ini menyediakan akomodasi murah dari teman yang dulu pernah datang kemari," ungkap wisatawan asal Belanda tersebut.

Dengan biaya menginap sekitar 10 dolar AS per malam, dirinya merasa puas dengan fasiltas yang ada. Selain harga yang murah keberadaan cafe, restoran, tempat penyewaan kendaraan juga menjadi pertimbangannya.

Bagi masyarakat Yogyakarta, kawasan Sosrowijayan selama ini lebih dikenal karena bisnis prostitusi. Padahal tidak semua wilayah Sosrowijayan menjadi tempat para penjaja cinta.

Wilayah RW 02 Sosrowijayan Wetan yang terdiri dari delapan RT merupakan wilayah Sosrowijayan yang menjadi salah satu surga bagi para backpaker baik mancanegara maupun dalam negeri. Di kawasan yang masuk wilayah kelurahan Sosromenduran tersebut terdapat puluhan losmen yang siap menyediakan akomodasi bagi para backpacker.

Ketua RW 02 Sosrowijayan, Ipung Purwandari mengatakan, setidaknya ada 80 penginapan yang ada di wilayahnya. Penginapan-penginapan tersebut sebagian besar dikelola sendiri oleh warganya.

"Kebanyakan masyarakat memanfaatkan rumah mereka menjadi penginapan bagi wisatawan yang mencari penginapan murah," ungkap perempuan yang akrab disapa Bu Ipung tersebut.

Ia bercerita, usaha penginapan di kampungnya mulai ada sejak tahun 80-an.Awalnya masyarakat menyewakan kamar yang mereka miliki hanya untuk sekadar menambah pemasukan.!break!

Sejak saat itu semakin banyak wisatawan, khususnya wisatawan asing yang datang ke Sosrowijayan Wetan, sehingga kampung tersebut dikenal menjadi kampung internasional. Karena banyaknya kunjungan wisatawan asing ke daerah tersebut, tak sedikit warga wilayah ini mendapatkan pasangan hidup warga negara asing.

Kebanyakan penginapan di Sosrowijayan dikelola sendiri oleh warga setempat. (Tribunnews.com/Hamim Thohari)

Kebanyakan wisatawan asing yang datang di Sosrowijayan Wetan berasal dari Australia, Belanda, Jerman, dan beberapa negara Eropa lainya. "Sekarang juga sudah banyak wisatawan domestik yang datang ke wilayah kami," ujar Ipung.

Karena menyasar para backpacker, harga penginapan yang ditawarkan cukup murah, mulai dari Rp 75 ribu hingga Rp 300 ribu tergantung fasilitas yang disediakan.

Ipung menegaskan, walaupun daerahnya bersebelahan dengan gang tiga yang merupakan kawasan prostitusi, pihaknya menjamin wilayahnya bebas dari kegiatan prostitusi.