Mengenal Awan Oort, Penampung Triliunan Inti Komet Beku di Antariksa

By , Senin, 6 Juli 2015 | 13:00 WIB

Singkatnya, awan Oort adalah awan berbentuk bola yang sangat besar yang berada di area paling luar Tata Surya.  Di dalam awan Oort terdapat banyak sekali obyek-obyek dingin dan beku dengan materi yang berasal dari masa lalu alam semesta.

Awan Oort yang berada sangat jauh di tepi luar Tata Surya tersebut paling dikenal sebagai waduk komet. Benda-benda dingin yang ada di awan oort ketika menyambangi Bumi mereka akan tampak sebagai komet yang sangat indah di langit dengan ekor kometnya.

Menarik?

Tentu saja! Komet sudah menarik perhatian umat manusia sejak zaman dahulu. Salah satunya adalah kehadiran Komet Halley yang memukau di tahun 1705. Kehadiran bintang berekor tersebut tidak hanya menarik karena keindahannya tapi sekaligus menimbulkan pertanyaan benda apakah itu? Darimana asalnya? Apa yang membentuk benda tersebut?

Kembali ke masa lalu, tidak banyak yang mengetahui asal usul benda tersebut sampai dengan kisaran abad ke-20. Komet! Demikianlah akhirnya pengembara yang datang dari tepi Tata Surya itu dikenal. Menurut Raymond Lyttleton, komet adalah awan puing-puing debu yang renggang. Kalau menurut Sergej Vsekhsvyatskij, komet adalah gas vulkanik yang mengalami kondensasi atau perubahan dari gas ke cair. Menurut Sergej, gas vulkanik tersebut berasal dari semburan gunung api aktif yang ada di planet dan satelit di Tata Surya.

!break!

Komet Lovejoy dipotret oleh Nick Howes dari Tzec Muan Network, Siding Spring, Australia. (Nick Howes via kompas.com)

Tapi pada saat itu, sama seperti apa itu komet, para astronom juga belum memiliki penjelasan akan perbedaan komet periode pendek dan komet periode panjang. Yang diketahui saat itu komet periode pendek memiliki periode orbit sampai dengan 200 tahun dan bergerak dalam arah orbit dan bidang yang sama dengan planet yang mengitari Matahari. Komet periode panjang memiliki periode orbit jutaan tahun dan memiliki orbit yang sangat lonjong.

Fenomena ini menarik perhatian seorang astronom dari Leiden yakni Jan Oort saat memeriksa pekerjaan mahasiswa bimbingannya yang meneliti tentang asal usul komet periode panjang. Dalam penelitiannya itu, Van Woerkom memperlihatkan kalau teori yang diajukan Sergej Vsekhsvyatskij tidak tepat dan komet periode panjang tidak berasal dari materi antarbintang.

Dari pekerjaan inilah, Jan Oort kemudian mulai melakukan perhitungan dengan menggunakan data orbit 19 komet periode panjang yang sudah diketahui dengan akurat. Hasil perhitungannya memperlihatkan, meskipun komet-komet tersebut melintasi area bagian dalam tata Surya pada jarak yang berbeda-beda dari Matahari tapi titik terjauh dari komet-komet tersebut berada pada jarak yang sama yakni 3 triliun km atau 20.000 kali jarak Bumi – Matahari. Dari hasil perhitungan inilah, Jan Oort kemudian menyimpulkan kalau pada area tersebut terdapat waduk raksasa yang menampung komet-komet tersebut. Dan komet yang ada di waduk tersebut akan mengunjungi area dalam Tata Surya ketika ada gangguan yang terjadi saat ada bintang lain yang melintas.

!break!

Awan Oort

 Awan Oort, nama yang kemudian diberikan untuk waduk komet raksasa yang menampung triliunan inti komet beku. Nama tersebut diambil dari nama Jan Oort yang memperkirakan keberadaannya di tahun 1950. Tapi sebelumnya, di tahun 1932, astronom Estonia Ernst Opik juga menduga keberadaan awan komet. Karena itu waduk komet tersebut kadang juga dikenal dengan nama Awan Opik-Oort meskipun belum ada yang mendeteksi kehadiran awan Oort secara langsung.  Meskipun demikian, simulasi yang dilakukan oleh Martin Duncan, Scott Tremaine dan Thomas Quinn di akhir tahun 1980-an memperlihatkan kalau awan Oort memang terbentuk sebagai bagian dari perjalanan panjang pembentukan Tata Surya.

Awan Oort diperkirakan merentang dari rentang 2000Au sampai dengan 100000 AU atau bahkan lebih di antara 100000 AU – 200000 AU (1,67 tahun cahaya dan 3,16 tahun cahaya) atau mencapai setengah jarak menuju bintang terdekat. Jarak Matahari dengan bintang terdekat, proxima Centauri adalah 4,24 tahun cahaya.

Berada pada jarak sejauh itu, pengaruh gaya gravitasi Matahari pada obyek di awan Oort juga semakin lemah. Pada kondisi ini, pengaruh dari bintang lain yang melintas maupun gangguan lainnya akan dengan mudah mengubah orbit komet-komet tersebut.