Cumi-cumi Bercahaya yang Misterius di Jepang

By , Sabtu, 11 Juli 2015 | 11:00 WIB

Untuk menyaksikan sinar cumi-cumi dari pinggir pantai agak sulit, biasanya pengunjung perlu menunggu beberapa malam atau dini hari, tergantung dari ombak, sinar bulan dan kondisi cuaca. Cara tercepat adalah menuju ke tengah laut dengan mengikuti Firely Squid Sightseeing Tour yang dibuka antara Maret sampai Mei.

Tur dengan kapal sekitar satu sampai dua jam ini bertolak pada pukul 03.00 pagi, dan pengunjung dibawa ke tempat bertelur cumi-cumi dan menyaksikan para nelayan menjaring binatang laut bersinar ini. Kapal tur ini cepat penuh, jadi lebih baik pesan jauh hari sebelumnya.

Seperti halnya banyak binatang laut lain di Jepang, cumi-cumi menyala ini juga dijaring nelayan untuk dikonsumsi.

Lelang cumi-cumi bercahaya

Teluk Toyama, pusat distribusi makanan laut terbesar di Jepang. (BBC.com/Flickr)

Teluk Toyama adalah teluk terbesar ketiga di Jepang, dan merupakan pusat distribusi terbesar makanan laut negara itu, menyaingi Tokyo dan Osaka. Setelah mengikuti tur dini hari untuk melihat cumi-cumi, saya menuju pasar makanan laut Namerikawa, yang terletak 300m dari museum, di seberang marina kecil.

Di pasar ini, cumi-cumi bercahaya dilelang dan diangkut ke truk untuk dikapalkan ke seluruh Jepang. Lelang berjalan cepat seperti halnya saat penangkapan. Menjaga kesegaran makanan laut sangat penting untuk menjaga reputasi industri perikanan.

Cumi-cumi disajikan dengan berbagai cara –mentah, dipanggang, direbus dan digoreng dalam bentuk tempura– namun cara yang dianggap paling sedap oleh penduduk setempat adalah dengan menyantap seluruhnya langsung dari laut.

Salah seorang nelayan mengambil satu cumi-cumi, mengeluarkan matanya dan memberikan kepada saya untuk dimakan mentah dengan menyatakan "oishi" atau sedap.Namun saya tidak ingin mencoba cumi-cumi mentah karena terlihat sangat lembek. Saya justru mencari sushi segar, yang direkomendasikan oleh banyak orang untuk dicari di Teluk Toyama.

Di Sushi Sasaki, kedai kecil milik Sasaki-san dan istrinya, saya mencoba berbagai sushi nigiri dan sashimi, yang dicelupkan di gelas sake. Sashimi cumi-cumi di kedai ini juga enak dan tak terasa lembek dibandingkan dengan satu cumi-cumi secara keseluruhan seperti yang sempat ditawarkan.

Binatang misterius

Cumi-cumi misterius ini berwarna biru elektrik. (BBC.com/Getty)

Secara keseluruhan yang paling menonjol adalah beni-zuwaigani (kepiting ratu merah), velvety shiroebi (udang putih), maiwashi (sarden), mejimaguro, (tuna berlemak), dan sebagai bonus, sedikit bulu babi, yang diimpor dari Hokkaido, dengan rasa tak kurang sedapnya dari produk lokal.

Walaupun sushi begitu sedapnya, tak ada yang bisa menandingi keindahan sinar cumi-cumi. Warna biru elektrik cumi-cumi ini tidak seperti warna lain yang pernah saya saksikan sebelumnya, termasuk organisme lain yang menyala.

Di tengah sinar yang mencolok ini, para ilmuwan dan pakar biologi kelautan baru mulai menyadari bahwa binatang yang sering bersembunyi di kedalaman lautan ini misterius. Menyaksikan binatang ini hidup merupakan pengingat bahwa di kantung-kantung paling gelap sekalipun di planet ini, ada bintang menyala yang menanti untuk ditemukan.