Spesies Tumbuhan Tak Dikenal Ditemukan Tumbuh di Situs Suci Aborigin

By Utomo Priyambodo, Minggu, 21 November 2021 | 11:00 WIB
Batu raksasa Uluru, situs suci orang-orang Aborigin di Australia. (Ondrej Machart/Unsplash)

Nationalgeographic.co.id—Spesies tumbuhan tak dikenal ditemukan tumbuh di Uluru, Australia. Uluru adalah batu raksasa yang menjadi situs suci orang-orang Aborigin.

Tanaman baru yang ditemukan di Uluru itu diberi nama Ficus desertorum, atau ara gurun. Sebelumnya, tanaman itu diyakini termasuk dalam sub-kategori Ficus brachypoda, spesies pohon ara yang ditemukan secara luas di bagian utara dan tengah Australia.

Pengamatan lebih dekat telah mengungkapkan bahwa tanaman ini sebenarnya adalah spesies tersendiri yang berbeda, dengan habitat regionalnya sendiri yang berbeda. Daun tanaman ini punya keunikan sendiri, yakni lebih halus, lebih sempit, dan lebih tebal daripada daun dari jenis pohon ara yang terkait.

"Studi yang cermat terhadap koleksi yang disimpan di herbarium di seluruh Australia, dan dengan mengacu pada spesimen sejarah yang disimpan di herbarium Eropa, menunjukkan bahwa populasi pohon ara Australia tengah memang berbeda secara morfologis dari populasi yang lebih utara atau barat," kata Russell Barrett, ahli botani sistematis dari National Herbarium of New South Wales di Australia.

"Pohon ara ini adalah spesies yang sangat penting bagi orang-orang Bangsa Pertama (First Nations) di Australia tengah, untuk makanan, tempat tinggal, dan spiritualitas mereka. Merusak pohon-pohon ini dapat dihukum mati secara historis, demikian pentingnya bagi seluruh komunitas tersebut," papar Barrett, seperti dilansir Science Alert.

Baca Juga: Uluru

Para peneliti mengadakan diskusi dengan Dewan Pertanahan Pusat Australia untuk mencari tahu apakah nama yang digunakan oleh berbagai orang Bangsa Pertama mungkin lebih cocok untuk spesies baru ini. Namun, mengingat banyaknya variasi kata untuk pohon ini di seluruh bahasa lokal, nama ilmiah yang lebih standar dipilih sebagai gantinya.

Terlebih lagi, 'Ficus desertorum' memiliki arti yang menekankan betapa tidak biasa menemukan pohon ara seperti ini di lingkungan gurun.

Batu besar Uluru, situs suci orang-orang Aborigin di Australia. (Zika Zakiya)

Spesies pohon ara yang baru diidentifikasi ini juga dapat ditemukan di lanskap tinggi lainnya di Australia tengah, termasuk Kata Tjuta (the Olgas) dan Karlu Karlu (Devils Marbles). Pohon ini dapat ditemukan di banyak singkapan berbatu dan di sekitar lubang air. Dedaunan pohon ini menyediakan perlindungan bagi hewan kecil seperti burung dan siput.

"Mengenali spesies baru untuk sains selalu menarik, tetapi menemukannya di Uluru bukanlah sesuatu yang Anda perkirakan dalam penelitian seumur hidup," kata Barrett. "Pohon ara terkenal dengan akar panjangnya yang mencari air, dan spesies ini telah menyempurnakan seni itu."

"Akar pohon itu telah dilaporkan mengikuti retakan di dinding tebing selama lebih dari 40 meter untuk mencapai air berharga yang mungkin bersembunyi jauh di dalam batu tersebut, atau jauh di bawah di kolam terpencil. Beginilah cara pohon ara gurun bertahan dalam kondisi gersang yang ditemukan di jantung Australia."

Baca Juga: Kenapa Makam Memiliki Tumbuhan Unik dari Bunga hingga Pohonnya?

Sekitar 750 spesies pohon ara dapat ditemukan di seluruh dunia, dengan sekitar dua pertiga dari mereka ditemukan di Asia dan Australasia. Namun Australia sendiri hanya menyumbang 43 spesies asli dari total ratusan spesies pohon ara tersebut.

Laporan atas spesies baru pohon ara di Uluru ini telah dipublikasikan di jurnal Telopea. Seperti biasa, ketika suatu spesies baru telah diidentifikasi secara ilmiah, spesies itu jadi dapat dilacak dan dipantau dengan lebih mudah.

"Kami berharap deskripsi spesies ini dengan nama ilmiah baru akan meningkatkan perlindungannya di lingkungan yang begitu gersang," kata Barrett.

"Meskipun spesies ini cukup tersebar luas, dan saat ini tidak terancam, spesies ini hanya ditemukan dalam populasi kecil, sehingga perubahan iklim, atau dampak lokal seperti kebakaran panas, dapat berdampak pada spesies ini dalam waktu dekat."