MC Escher dan Teka-Teki Ilusi

By , Kamis, 16 Juli 2015 | 07:30 WIB

"Dia suka mengamati alam, langit dan burung. Dia mencintai musik klasik, seperti Bach".

!break!

Gerakan seni satu orang

Meskipun Escher seseorang yang disiplin, dia baru dapat menafkahi diri dari seni pada akhir umur 50-an.

Saat itu dia sudah menemukan tema dunia yang mencampur aduk perspektif, lewat karya seperti Belvedere (1958), Ascending and Descending (1960), dan Waterfall (1961), disamping Relativity.

Dia juga dikenal menggunakan teknik cetak pada tingkat yang sangat tinggi.

Pada tahun 1960-an, Escher menjadi dikenal orang umum, karena para hippies menyukai efek “psychedelic” atau halusinasi karyanya.

Tetapi dia pernah menolak permintaan Mick Jagger untuk mereproduksi karyanya guna dijadikan sampul album Rolling Stones, Through the Past Darkly.

Tetapi ini bukan berarti Escher tidak humoris. Piller mengatakan, "Dia terbuka dan tertarik pada dunia dan sangat setia kepada seninya."

Salah satu karyanya muncul di sampul album, termasuk Mott the Hoople disamping menjadi acuan para kartunis.

Akhir-akhir ini, visi Escher menjadi ilham pencipta The Simpsons, termasuk film Jim Henson tahun 1986 Labyrinth yang dibintangi David Bowie.

Jadi bagaimana kita harus memandang Escher?

Pembuat kekacauan visual atau pelukis cetak "sebenarnya" yang bekerja sesuai tradisi?

Dia kadang-kadang disebut sebagai "gerakan seni satu orang" dan sepertinya ini memang istilah yang tepat karena dia tidak mengaitkan dirinya dengan kecenderungan lain seni modern termasuk Surealisme, yang kemungkinan semangatnya paling dekat dengan karyanya.