Bagaimana dengan Kerberos dan Styx, dua satelit Pluto lainnya? Kedua satelit yang lebih kecil dan lebih redup dari Nix dan Hydra ini lebih sulit untuk diketahui ukurannya. Akan tetapi ukuran keduanya akan dapat diketahui saat New Horizons terbang lintas di Pluto.
Selain ukuran Pluto dan satelit-satelitnya, pengamatan New Horizons juga mengungkapkan sekaligus mengkonfirmasi keberadaan tudung es di kutub Pluto terbentuk dari es metana dan nitrogen. Kehadiran tudung kutub ini memang sudah diperkirakan keberadaannya akan tetapi foto resolusi tinggi dari New Horizons menjadi kunci untuk mengetahui perbedaaannya dengan bagian ekuator. Hasilnya memang diketahui kalau komposisi es di area kutub berbeda dengan area gelap di area ekuator. Sebagai contoh, garis serapan metana di area gelap di ekuator jauh lebih lemah dibanding di kutub.
New Horizons juga mendeteksi lepasnya nitrogen terionisasi dari atmosfer Pluto 5 hari sebelum papasan dekat. Artinya New Horizons berhasil melihat atmosfer dari jarak 6 juta km padahal tim New Horizons berharap atmosfer di Pluto baru akan tampak sekitar 24 – 48 jam sebelum papasan dekat yaitu dari jarak 1 – 2,5 juta km.
Bisa melihat atmosfer dari jarak sejauh itu memberi kesimpulan lain bagi para peneliti di tim New Horizons. Tampaknya kecepatan lepas dari atmosfer di Pluto ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya. Jika tidak, maka diperkirakan mekanisme atmosferik di Pluto berbeda.