Sepasang kekasih ini kemudian melakukan berbagai tindakan kejahatan di sekitar Kerajaan Kediri. Kabar keduanya pun terdengar hingga seantero kerajaan, mereka pun menjadi pasangan penjahat yang cukup ditakuti di kerajaan itu.
Suatu hari ketika sedang berjudi, Ken Arok dihampiri oleh seorang brahma dari India bernama Lohgawe. Lohgawe percaya bahwa Ken Arok merupakan titisan Dewa Wisnu, hal ini diyakini Lohgawe melihat tanda – tanda di telapak tangan Ken Arok.
Lohgawe mengatakan bahwa dia akan membantu Ken Arok dalam mendirikan sebuah kerajaan, kelak kerajaan tersebut akan dinamakan dengan nama Singasari. Namun terlebih dahulu ia harus merebut kekuasaan Tunggu Ametung, seorang penguasa di daerah Tumapel.
Singkat cerita, dengan kecerdasan serta bantuan Lohgawe, Ken Arok kemudian melancarkan berbagai siasat dan intrik politik untuk menjatuhkan Tunggu Ametung. Hingga suatu hari ia kemudian memesan sebuah keris ampuh untuk membunuh Tunggu Ametung yang terkenal sakti dan kebal.
!break!Ia pun pergi ke Mpu Gandring, seorang pembuat pusaka yang terkenal akan kehebatanya. Mpu Gandring mengiyakan permintaan Ken Arok lalu membuat sebuah keris sakti yang kelak membawa Ken Arok kepada kejayaan dan juga malapetaka sekaligus.
Setelah setahun menunggu, keris itu berhasil dibuat, Ken Arok kemudian datang kembali menemui Mpu Gandring untuk mengambil keris itu, namun setelah menerima keris itu Ken Arok kemudian membunuh Mpu Gandring.
Dalam nafas – nafas terakhirnya Mpu Gandring mengutuk keris itu, ia mengatakan bahwa keris itu akan membunuh tujuh orang, salah satunya termasuk Ken Arok.
Ken Arok kemudian kembali ke Tumapel lalu memberikan keris itu kepada Kebo Hijo, salah satu pengawal dari Tunggu Ametung. Kebo Hijo dikenal sebagi orang yang suka memamerkan benda – benda yang ia miliki, sehingga keris sakt itu akui sebagai miliknya dan ia pamerkan ke berbagai orang di Tumapel.
Ternyata langkah memberikan keris itu kepada Kebo Hijo hanyalah suatu siasat untuk merebut kekuasaan Tunggu Ametung. Pada suatu malam Ken Arok pergi mencuri keris tadi dari tangan Kebo Hijo. Kebo Hijo yang sedang tidak sadar diri akibat mabuk arak kemudian kehilangan keris itu.
Setelah berhasil mendapatkan keris itu Ken Arok kemudian membunuh Tunggu Ametung ketika sedang tertidur. Ken Dedes, istri dari Tunggu Ametung menyaksikan pembunuhan itu. Namun Ken Dedes termakan oleh rayuan Ken Arok sehingga menutup mulutnya, keduanya kelak menikah.
Keesokan paginya kabar kematian Tunggu Ametung diketahui warga sekitar, Kebo Hijo yang dikenal sebagai pemilik keris itu kemudian dihukum mati karena dicurigai sebagai pembunuh dari Tunggu Ametung.
Melihat adanya kekosongan kekuasaan di Tumapel, Ken Arok kemudian mengangkat dirinya sebagai raja dan mendirikan kerajaan baru bernama Kerajaan Singasari dan menkahi Ken Dedes.
Diceritakan bahwa kemudian Ken Arok mati terbunuh oleh orang suruhan anak tirinya bernama Anusapati. Anusapati sendiri merupakan anak kandung Tunggu Ametung yang mengetahui bahwa Ken Arok lah yang membunuh ayah kandungnya. Sewaktu ayahnya mati,Anusapati masih berada di kandungan Ken Dedes.
Kerajaan Singasari sendiri kemudian hanya bertahan untuk waktu yang tak lama,sekiranya dari tahun 1222 hinga 1292. Diceritakan bahwa keruntuhan kerajaan ini disebabkan pemberontakan di berbagai daerah kerajaan.