Pekerjaan Jennifer Pruitt adalah salah satu yang paling menarik di NASA, dan mungkin juga di seluruh urusan angkasa luar. Pruitt adalah insinyur utama di bagian pemrosesan air seni.
"Jabatan ini adalah salah satu hal yang saya sukai terkait pekerjaan ini," katanya dengan bangga. "Tidak banyak orang di dunia yang mengerjakan teknologi ini."
Pruitt bekerja di Marshall Space Flight Center di Huntsville, Alabama, Amerika Serikat, mengurus sistem pemanfaatan air pada Stasiun Angkasa Luar Internasional (ISS). Dia bermaksud membuat cara paling efisien untuk mendapatkan air minum dari urine para astronot.
Urine berisi sekitar 95% air, sisanya adalah bahan kimia buangan tubuh. Semakin banyak air yang dapat didaur ulang dari dua kakus angkasa luar ISS akan semakin sedikit yang perlu dibawa dari Bumi saat memperbarui pasok ISS.
Di ruang tamu di luar laboratorium Pruitt, terdapat ruang pameran kecil khusus untuk air kencing. Sejumlah botol berisi urine dipamerkan di rak - warnanya bervariasi dari yang biasa kuning muda, coklat sampai hitam.
Proses canggih
Yang agak menggangu adalah adanya stoples berlabel "urine Amerika yang sudah diproses sebelumnya" yang lebih terang warnanya dibandingkan botol bernama Rusia.Apa artinya ini terkait air seni Rusia?
"Tidak ada masalah dengan orang Rusia," kata Pruitt, mereka masih buang air kecil seperti orang lain."
Cairan gelap tinta tersebut ternyata adalah urine Rusia yang telah diberikan sejumlah hal sebagai bagian dari proses pengolahan.
"Saat para astronot menggunakan toliet, kami tidak bisa membiarkan air seni terbuang begitu saja," kata Pruitt. "Kita harus menaruh sejumlah bahan kimia agar urine tidak terurai, dan menghindari tumbuhnya bakteri."
Prapengolahan ini adalah permulaan dari proses canggih yang dikembangkan NASA untuk mendaur ulang air toilet angkasa luar. Air hasilnya digabungkan dengan uap dari udara di ISS - sebagian besar dari keringat astronot - dikembalikan menjadi air minum. Badan angkasa luar memperkirakan astronot rata-rata akan meminum 730 liter urine dan keringat daur ulang dalam misi selama satu tahun.!break!
Sabotase garam
Tetapi NASA menghadapi masalah. Meskipun proses pengambilan keringat berjalan baik - hampir semua uap diubah menjadi air minum - sistem daur ulang urine tidak berjalan sesuai harapan. Di laboratorium Bumi, tercapai tingkat efisiensi sebesar 85% - hanya 15% air yang hilang. Sementara di orbit ISS, hanya 75% air yang didapat.
"Di angkasa luar, kalsium keluar dari tulang astronot dan salah satu hal yang tidak kami pikirkan sebelumnya adalah kemana perginya kalsium," kata Pruitt. "Kami menemukan sebagian besar keluar bersama dengan air seni mereka."