Tewas Tertimpa, Mumi Anak Serigala Ditemukan 57 Ribu Tahun Kemudian

By Sysilia Tanhati, Senin, 22 November 2021 | 12:00 WIB
Anak serigala betina ini ditemukan dalam keaadaan hampir 100 persen utuh. Diperkirakan ia tewas tertimpa sarang. (Government of Yukon)

Nationalgeographic.co.id—Pada musim panas 2016, seorang penambang emas di wilayah Yukon Kanada menemukan harta yang tak terduga. Saat menghancurkan  dinding lapisan es dengan meriam air, Neil Loveless melihat yang muncul dari lelehan es. Alih-alih menemukan mineral berharga, ia menemukan mumi serigala tertua dan terlengkap yang pernah ditemukan.

Loveless segera menyimpan mumi anak serigala yang membeku itu ke dalam lemari pendingin sampai ahli paleontologi datang melihatnya. Mereka menemukan bahwa hewan yang terpelihara dengan baik itu adalah seekor anak serigala abu-abu betina. Serigala ini menjadi bagian dari ekosistem yang punah di saat Kanada Barat Laut menjadi rumah bagi mastodon dan megafauna lainnya. Orang-orang Tr'ondëk Hwëch'in menamai anak serigala berusia 57.000 tahun itu Zhùr, yang berarti "serigala".

Mamalia ditemukan dari tundra Siberia yang juga berasal dari zaman Pleistosen, periode dari sekitar 2,6 juta hingga 11.700 tahun. Zaman itu dikenal juga dengan sebutan Zaman Es karena lapisan es di kutub yang sangat besar. Namun, penemuan serigala utuh seperti di Yukon belum pernah terjadi sebelumnya.

“Di Siberia, penemuan binatang dalam bentuk utuh merupakan hal yang sering terjadi. Namun hal ini tidak terjadi di Yukon, Alaska, dan bagian lain Amerika Utara,” kata paleontolog Des Moines University Julie Meachen. Sebagian besar anggota tubuh Zhùr tetap utuh setelah puluhan ribu tahun, dari bulu mantelnya hingga papila halus di lidahnya.

Halaman berikutnya...

Ini merupakan mumi serigala paling lengkap yang pernah ditemukan. Kelengkapan ini memungkinkan peneliti untuk merekonstruksi hidupnya.

Menurut Meachen, penemuan mumi ini memberi informasi tentang banyak hal. Mulai dari usia saat meninggal, yaitu tujuh minggu, hingga makanannya. Penelitian ini juga memberikan informasi sekilas periode jeda antara bentangan es dalam sejarah Bumi.

Zhùr hidup selama periode interglasial, ketika gletser Arktika surut untuk sementara, dan hutan mengambil alih padang rumput yang lebih dingin. Ini adalah masa mastodon, unta, berang-berang raksasa, dan, serigala abu-abu.

“Penemuan karnivora yang luar biasa ini membuat peneliti mengamati ekosistem Zaman Es dari sudut pandang pemangsa,” kata ahli paleogenetik Universitas McMaster Tyler Murchie.

Meski menjadi bagian ikon dari hutan belantara Amerika Utara modern, serigala abu-abu tidak berevolusi di Amerika. Canidae ini pertama kali muncul di Eurasia, melintasi jembatan darat Bering di akhir Zaman Pleistosen 500.000 tahun yang lalu.

Baca Juga: Arkeolog Singkap Kenapa Sebagian Mumi Hewan di Mesir Tidak Ada Isinya?

Penemuan mumi anak serigala ini menjelaskan bagaimana populasi serigala abu-abu yang berbeda bermigrasi melalui Amerika Utara. (Grant Zazula)

“Zhùr berasal dari periode waktu yang tidak terlalu terkenal dalam hal mumi di Yukon,” kata Barnett. Setelah memeriksa sisa-sisa DNA, Meachen menemukan bahwa Zhùr mendokumentasikan sekelompok serigala yang sudah tidak ada lagi di wilayah tersebut.

Zhùr termasuk dalam populasi yang memiliki hubungan genetik dengan serigala di Alaska dan Eurasia. Namun serigala yang hidup di Yukon saat ini memiliki tanda genetik yang berbeda. Temuan menunjukkan serigala abu-abu pertama di Yukon punah. Zhùr kemudian digantikan oleh populasi lain yang telah berjalan lebih jauh ke selatan.

Analisis DNA mengungkapkan bahwa Zhùr diturunkan dari populasi serigala purba, nenek moyang serigala abu-abu yang berasal dari Siberia, Rusia, dan Alaska.

“DNA kuno berulang kali menunjukkan betapa jauh lebih kompleksnya sejarah evolusi dan paleoekologi daripada yang mungkin kita peroleh dari studi tulang dan fosil,” kata Murchie. Tanpa gen Zhùr, kepunahan dan penggantian populasi ini tidak akan terlihat oleh para ilmuwan.

Baca Juga: Stuckie, Mumi Anjing Malang Terjebak dalam Pohon Selama 20 Tahun

Tubuh Zhùr juga memberi informasi tentang hidupnya. Baru berusia sekitar tujuh minggu ketika dia meninggal, anak serigala ini baru saja melewati usia penyapihan. Ia baru akan mulai mengonsumsi lebih banyak makanan padat. Tanda geokimia di giginya menunjukkan bahwa dia hidup dari makanan dari sungai. Mungkin ikan seperti salmon chinook yang masih bertelur di sungai dekat tempatnya ditemukan. Banyak serigala modern di pedalaman Alaska memiliki pola makan yang sama, lebih sering memakan ikan daripada buruan besar. Zhùr juga dalam kondisi yang baik, jadi dia tidak mati kelaparan atau dianiaya oleh pemangsa lain.

Sayangnya, hidup Zhùr singkat. Ia tampaknya mati dalam keruntuhan sarang, penguburan cepat yang mengawetkan tubuhnya selama puluhan ribu tahun. Zhùr ada di persimpangan purba, tidak hanya antara periode glasial dingin, tetapi antara populasi serigala yang sekarang terpisah.

Dengan mempelajari gen anak serigala ini, para ilmuwan dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang tempatnya di dunia purba dan apa yang telah berubah sejak saat itu. “DNA kuno menghidupkan dinamika Pleistosen Akhir yang sebagian besar tidak terlihat hanya dari tulangnya,” kata Barnett.

Bagaimana populasi hewan bergeser selama Pleistosen adalah cerita yang masih digali dari sisa-sisa DNA purba dalam spesimen yang diawetkan. Tetapi apa yang tertinggal dari Zhùr memberikan petunjuk penting.

Di mana tulang dan gen bertemu, para peneliti mendapatkan jendela baru ke dunia Zaman Es yang hilang.

Baca Juga: Hewan-hewan Dicekik Hingga Mati Sebelum Dipersembahkan Kepada Dewa