Kisah Raja Muda dari Demak yang Menantang Portugis

By , Kamis, 30 Juli 2015 | 09:00 WIB

Untuk nasib dari Adipati Unus sendiri ada beberapa laporan yang menjelaskan secara berbeda. Ada yang mengatakan bahwa ia wafat saat pertempuran berlangsung, namun menurut Raffles, Adipati Unus berhasil selamat dan pulang ke Jawa, namun tak lama ia menderita penyakit paru – paru dan akhirnya wafat.

Sumber lain mengatakan ia berhasil pulang walau dengan tangan hampa keberanian sang pangeran muda melawan Portugis di kenang oleh warga di Pulau Jawa, sebab di usia yang masih muda ia dengan berani melawan bangsa Portugis yang pada masa itu dikena sebagai bangsa yang cukup kuat dan tangguh.

Di sisi lain, kegagalan Adipati Unus disambut dengan gembira oleh sebagian pihak di Jawa, khususnya mereka – mereka di pantai utara Jawa yang mempunyai relasi cukup baik dengan bangsa Portugis dalam bidang perdagangan.

Adipati Wira dari Tuban contohnya, ia diyakini walaupun seseorang yang muslim namun dianggap bukan seorang pengikut yang taat, sehingga disebutkan oleh Tome Pires ia lebih suka menjalin relasi dengan Portugis dibandingkan dengan Kesultanan Demak.

Sehingga pihak – pihak ini dirasa oleh Adipati harus disingkirkan karena dianggap ancaman bagi Kesultanan Demak. Oleh karena itu, dilancarkanlah ekspansi ke beberapa daerah di pantai Utara Jawa untuk menghalau meluasnya pengaruh Portugis di tanah Jawa.

Memang belum jelas bagaimana nasib Adipati Unus setelah kegagalanya menyerang Portugis. Tetapi satu hal yang pasti, kekuasaanya sebagai penguasa Kesultanan Demak berakhir dalam waktu yang singkat dan kemudian diserahkan kepada Sultan Trenggana.