Kebakaran hutan dan lahan di berbagai wilayah di Provinsi Riau dikhawatirkan akan meluas menyusul meningkatnya jumlah titik panas di provinsi itu.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru, Sugarin mengatakan hasil pantauan satelit Terra Aqua pada Kamis (30/07) pagi, pihaknya mendeteksi adanya 186 titik panas di berbagai wilayah Riau.
"Dengan tingkat ketepatan di atas 70%, maka diindikasikan ada 140 titik api," kata Sugarin kepada wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, Kamis (30/07) siang.
Secara terpisah, Badan nasional penanggulangan bencana nasional (BNPB) memperingatkan ancaman kebakaran hutan dan lahan makin nyata ke depan apabila masalah ini tidak diantisipasi secara intensif.
"Bukan hanya fokus pada pemadaman tetapi upaya pencegahan harus ditingkatkan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam situs resminya.
"Jika tidak, maka kebakaran hutan dan lahan bakal terulang seperti tahun-tahun sebelumnya. Apalagi tahun 2015, El Nino moderate makin menguat sehingga diperkirakan kemarau hingga November 2015," tambahnya.
Menurut BMKG stasiun Pekanbaru, ada 186 titik panas yang terdeteksi, yaitu di wilayah Pelalawan (60 titik), Siak (11), Indragiri Hilir (45), Indragiri Hulu (54), Dumai (6), Bengkalis (5), Siak (11), Kampar (3).
"Dari 186 titik panas itu, yang diindikasikan ada api yaitu di Bengkalis (3), Dumai (4), Pelalawan (40), Kampar (2), Siak (9), Indragiri Hilir 33(), Indragiri Hulu (47)," ungkap Sugarin.
Kabut asap selimuti Pelalawan
Kabut asap masih menyelimuti sejumlah wilayah di Provinsi Riau, di antaranya di Kabupaten Pelalawan yang memiliki titik api terbanyak, menyusul kebakaran hutan dan lahan di wilayah itu.
Seorang karyawan sebuah hotel di Kabupaten Pelalawan, Riau, menyebut "asap sudah mulai menyesakkan" sejak masuk kerja tiga hari (27/07) lalu.
"Asap itu sudah ada sejak pukul tujuh pagi, saat saya berangkat kerja. Dan napas saya mulai sesak," ungkap Wendy, pria itu, saat dihubungi melalui saluran telepon.
Menurutnya, nyaris tiap tahun ia merasakan dampak kabut asap yang menyelimuti sebagian Kabupaten Pelalawan.
"Sekarang saya lebih banyak berada di dalam ruangan," kata Wendi.
Sejumlah laporan menyebutkan, Badan penanggulangan bencana daerah (BNPD) Riau mencatat, sebanyak 1.264,75 Ha lebih hutan dan lahan di Riau telah terbakar.
Menurut BNPB, asap sempat menutup wilayah Pekanbaru, Dumai, Pelalawan dan Rengat, dengan jarak pandang antara satu dan tiga kilometer.
Tim satgas penanggulangan bencana Riau dilaporkan terus mengupayakan hujan buatan menggunakan teknologi modifikasi cuaca.
BNPB mengaku telah mengerahkan dua pesawat terbang untuk operasi hujan buatan di Riau dan Sumsel.
Mereka juga telah menyewa helikopter berkapasitas besar untuk pemboman air.